BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Studi
wisata adalah salah satu bentuk pelajaran dimana siswa langsung mengunjungi
objek yang akan dijadikan bahan studi tersebut.
Untuk memberikan
pengetahuan yang lebih baik kepada penulis serta memberi nilai tambah didalam
pelajaran yang selama ini diterima didalam kelas, dan untuk menambah wawasan
penulis.
1.2.Dasar
Penulis
Dasar
penulis karya tulis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UN/US
SMA Negeri 1 Pagar Dewa Tahun Pelajaran 2015-2016
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan
laporan ini adalah :
1. Dalam
membuat karya tulis
2. Untuk
mengetahui cara budidaya tanaman mentimun (Cucumis Satinus L)
1.4.Metode Pengumpulan Data
Metode yang
digunakan oleh penulis dalam penyusunan
karya tulis ini :
1. Obsevasi
-
Observasi adalah sebuah penelitian atau pengamatan
sistematis dan terencana yang dinanti untuk perolehan data yang dikontrol
validalitas dan keabilitasnya mengunjungi tempat Budidaya Tanaman Mentimun pada
tanggal 3 Februari 2016
-
Obsevasi adalah pengamatan atau
peninjauan secara cermat menurut kamus besar bahasa Indonesia
BAB
II
2.1.Landasan
Teori
Dalam
Pertanian, Budidaya Merupakan Kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya
hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil
panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha ini. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, budidaya adalah “usaha yang bermanfaat dan memberi
hasil”
Usaha
budidaya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainya disebut lahan
untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomis.
Bagian ini dapat berupa biji, buah atau butir, daun, bunga, batang, tunas, serta
semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang
dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (Bahasa
belanda : Akkerbouw)
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. SejarahTanaman Mentimun
3.1.1. Sejarah
Singkat Tanaman Mentimun
Mentimun
berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De
Condole memasukkan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya
tanaman ini menyebar keseluruh dunia terutama di daerah tropika
3.1.2. Taksonomi
Tanaman Mentimun
Kedudukan
tanaman mentimun dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan ke dalam
Devisio :
Spermatophyte
Sub-Devisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies :
Cucumis Sativus.L
3.1.3. Macam-macam
Buah Mentimun
-
Timun biasa atau yang disebut “timun”
varietas timun mempunyai kulit tipis dan lunak
-
Timun watang. Jenis timun ini mempunyai
kulit tebal dan agak keras.
-
Timun wuku. Varietas mentimun ini
mempunyai kulit yang agak tebal
3.1.4.
Morfologi Tanaman Mentimun
Mentimun
termasuk taman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan
perantara pemegang yang berbentuh pilin (spiral). Batangnya basah berbulu serta
berbuku-buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50cm-250cm. bercabang dan bersulur
yang tumbuh disisi tangkai daun.
Daun mentimun
berbentuk bulat lebar, persegi merip jantung, dan bagian ujung daun meruncing,
serta tumbuh berselang-seling keluar berbuku-buku (ruas) batang perakaran
mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga mentimun berbentuk
mirip terompet, mahkota bunganya berbentuk putih atau kuning cerah buah
mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang, bentuk bulat
panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintik-bintik ada pula yang halus. Warna
kulitnya antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.
Biji mentimun bentuknya pipih,
kulitnya berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat biji dapat digunakan
sebagai alat perbanyakan tanaman.
3.1.5.
Kegunaan Tanaman Mentimun.
Bagian
tanaman mentimun yang paling banyak dijadikan bahan sayuran adalah buah
mentimun muda. Buah mentimun muda dapat dibuat acar, pencampuran gado-gado,
asinan dan lain-lain. Kegunaan mengkonsumsi buah mentimun muda, selain menambah
cita rasa makan juga mengandung gizi cukup tinggi untuk kesehatan tubuh, dan
juga sering digunakan sebagai perawat kecantikan.
3.1.6.
Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun
1. Syarat
Iklim
-
Daerah : tropis-sub tropis
-
Ketinggian tempat : 100 m2-900 m0
-
Sinar matahari : 90%
-
Kelembapan : 80%-85%
-
Curah hujan :
200mm-400mm/bulan
-
Suhu : 21‑0C-300c
2.
Syarat tanah
Tanah yang
digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan
penyakit serta memiliki PH antara 6-7. Ditanam pada tanah bertekstur lembung
yang baik draenasenya.
3.1.7.
Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1. Penyiapan
lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha
budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2 (2 Ha). Dengan
tempat yang strategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah
untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah
dengan memberikan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput
liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.
2. Pengolahan
tanah dan pembuaan gulu dan pengolahan tanah bertujuan untuk mengemburkan tanah
dengan cara di cangkul sedalam 30cm. Dengan menggunakan tenaga kerja manusia.
Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk kedalam permukaan tanah
sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan
dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan gulu dan dengan ukuran lebar.
3. Pembuatan
jarak tanam dan lubang tanam
Setelah pengolahan lahan selesai
dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30 cm x 40 cm (jarak dalam barisan x jarak
antara guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm
4. Penyiapan
benih
Benih mentimun disiapkan sebelum
penanaman benih mentimun (cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih
yang baik.
Cirri-ciri benih yang baik:
-
Benih murni atau tidak tercampur dengan
benih varietas lain dan kotoran
-
Besar biji seragam dan bernas
-
Daya kecambah tinggi > 85 %
-
Resisten terhadap suatu hama dan
penyakit benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2 Ha) kurang
lebih 80 bungkus dengan isi perbungkusnya 800 biji.
5. Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada
pagi hari dengan sistem tabela (tanam benih langsung) dilahan pertanaman. Setelah
menentukan jarak tanam dan dibuat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun kedalam
lubang tanam dengan jumlah biji 2 biji atau lubang tanam, namun hanya 1
biji tanaman yang dipelihara karena
bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman
(penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompas dengan
dosis 500 kg/ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK
mutiara dengan dosis 25 Kg /Ha. Lalu siram tanah dengan air secukupnya.
6. Pemeliharaan
Tanaman
a. Penyiraman/pengairan
Penyiraman
pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat
dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal
pertumbuhan yaitu mulai saat setelah
penanaman sampai berumur kurang lebih 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi
dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih sedangkan pengairan berikutnya
dilakukan dengan cara dileb yaitu dengan menggenangkan air ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan
dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah
tetap memadai. Karena jika pada fase pembuangan dan pembuahan kekurangan air
akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).
b. Penyulaman
Penyulaman
dilakukan pada umur 5-7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit tidak
tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus.
Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanaman sulaman dengan tanaman
terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk
mempertahankan populasi tanaman perluas
lahan.
c. Pembubunan
Kegiatan
ini dilakukan pada saat tanaman berumur
kurang lebih 9 hst, dengan cara menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam
hingga menutupi akar tanaman tujuan pembubunan yaitu agar tanaman mentimun
tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakaran kuat.
d. Pemupukan
susulan
Pemupukan
susulan yaitu pemupukan yang diberikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan
melihat pertumbuhan tanaman baik vegetative maupun generative. Pemupukan susulan
mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan
adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/Ha, NPK mutiara 25 kg/Ha
., dan pupuk cantik 25 kg/Ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis
1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air). Pemupukan susulan
dilakukan pada umur 12 hst, 25 hst,
serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan,
namun supracal dengan dosis 20 kg/Ha nitro Phonska 25 kg/ha, dan kol 25 kg/Ha,
karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
e. Pemasangan
turus
Pemasangan
turus lanjaran dilakukan proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman
berumur kurang lebih hst, dengan cara menancapkan turus disebelah kanan dan
kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus
berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk
merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penompang buah
yang letaknya bergelantungan.
f. Pengikatan
sulur tanaman
Pengikatan
sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman mentimun teratur
mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya
g. Pengendalian
gulma (penyiangan)
Setelah
tanaman berumur kurang lebih 18 hst dilakukan
pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan
ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan tujuan adalah untuk
menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan
unsur hara serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun.
h. Pengendalian
hama dan penyakit hama
a. Oteng-oteng
(Aulocophora similer Oliver)
-
Cirri-ciri : berupa kembang daun kecil yang panjang 1 cm,
bersayap
warna kuning Polos dan mengkilat.
-
Gejala
: merusak dan memakan daging daun, sehingga
daun bolong-bolong dan pada serangga berat
daun
akan tinggal tulang daunnya saja.
-
Pengendalian : dengan melakukan pergiliran tanaman.
Waktu tanam Yang serempak (bersama) dan
disemprot dengan insektisida seperti confidor 50 WP dosis 2 bungkus /Ha (1
bungkus “ 100 Gr) dalam satu kali penyemprotan.
b. Ulat
grayak ( Podoptera litura)
-
Ciri-ciri : ulat muda
hijau kehitam-hitaman dengan garis -hitam
melintang Dibagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis
membujur berwarna kuning di sepanjang tibuh dibagian samping disertai bintik
hitam.
-
Gejala : serangga ringan mengakibatkan
daun-daun
berlubang
bekas gigitan ulat, sedangkan serangan berat dapat mengakibatkan tanaman
menjadi gundul
-
Pengendalian : sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di
semrot dengan menggunakan atabrot SO EC dosis 1 botol /Ha (1 botol : 200 Ml)
dalam satu kali penyemprotan.
c.
TIkus (Rattus-rattus Sp)
-
Ciri-ciri :
panjang dari hidung sampai ujung ekor antar 270 mm-370 mm. memakan segala jenis
tanaman baik yang lahan pertanaman maupun yang digudang, aktif pada malam hari,
warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna
keputih-putihan.
-
Gejala : terdapat
bekas gigitan tikus pada buah yang diserang
- Pencegahan : dengan memasang plastic hama desekeliling
lahan pertanaman.
- pengendalian : dengan cara sanitasi lahan, dan
di semprot dengan koping plus dengan
dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
3.1.8.
Penyakit Tanaman Mentimun
a. Penyakit
tepung (Powdery Mildew)
-
Penyebab :
cendawan erysiphe chichorace arum DC
- Gejala : Pada daun dan batang
tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung kemudian berubah menjadi warna
kuning akhirnya kering dan mati
-
Pengendalian : secara kultus teknis menanam benih yang terserang cukup
parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan waiggran dengan dosis 3
bungkus/Ha dalam satu kali penyemprotan
b. Penyakit
bercak daun bersudut
-
Penyebab :
bakteri pseudomonas lachrymans carsner
-
Gejala :
daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan
bersudut-sudut karena dibatasi
tulang-tulang daun dan pada buah akan
menimbulkan busuk buah.
-
Pengendalian : dengan melakukan pergiliran tanaman serta di semprot
dengan menggunakan bactocyn ISO al
dengan dosis 1 botol/Ha dalam satu kali
penyemprotan.
c.. Penyakit busuk buah
-
Penyebab :
cendawan Thizopus Sp.
-
Gejala :
terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit
buah, kemudian membesar dan
mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
-
Pengendalian : pengendalian secara kultus teknis dengan
menghindari luka mekanis pada buah
sewaktu dikebun maupun saat panen.
Selepas panen, penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah
mentimun memar, luka-luka atau rusak dan simpan dalam wadah yang bersih.
3.1.9. Penanaman
panen dalam pasca panen
1. Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada
saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari secara
berturut-turut sebanyak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara
dipetik langsung dari tangkainya secara manual menggunakan tangan. Ciri-ciri
buah mentimun yang siap dipanen adalah buah berwarna hijau muda cerah,
bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.
2. Pasca
Panen
Buah mentimun hasil panen
dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan ditempat yang sejuk, agar
buah mentimun tetap segar. Kegiatan paska panen buah mentimun meliputi :
a. Buah
hasil panen dikumpulkan
b. Penimbangan
c. Buah
siap jual pada pembeli (pengumpulan dan pengecer)
BAB
IV
PENUTUP
2.1.Kesimpulan
Dengan ini
penulis dapat meyimpulkan bahwa :
1.
Secara teknis, mentimun merupakan
tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan perlakuan secara khusus
hanya memerlukan keuletan dan ketelitian.
2.
Secara ekonomi, dilihat dari analisa
usaha budidaya tanaman mentimun cukup menguntungkan apabila dijadikan usaha.
3.
Secara sosial, mampu meyerap tenaga
kerja dan juga mampu meningkatkan nilai gizi bagi masyarakat.
2.2.Saran
1. Walaupun
secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan,
namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu
mengandalkan pengendalian secara kimiawi.
2. Walaupun
secara ekonomi para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya
pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untuk rugi suatu
usaha.
DAFTAR
PUSTAKA
Indah Lestari , cucu 2010”Budidaya
Tanaman Mentimun” karawang
Hakim.2011” Budidaya Tanaman Mentimun”
Karawang
No comments:
Post a Comment