BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam tulisan ini, akan mendeskripsikan
tentang berbagai permasalahan yang menjadi ruang lingkup kajian mengenai latar
belakang beberapa perubahan atau peristiwa penting di daratan Eropa, dengan peristiwa
itu mendorong bangsa-bangsa Barat melakukan kolonialisme dan imperialisme
terhadap wilayah-wilayah yang diklaim sebagai miliknya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
terjadinya peristiwa besar di Eropa?
2. Apa
Saja perubahan-perubahan di Eropa membawa pengaruh
terhadap dunia
timur?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah adalah untuk
mengetahui bagaimanaperistiwa di eropa yang berpengaruh terhadap kehidupan umat manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING DI EROPA
Untuk
memperjelas pemahaman Anda mengenai perkembangan Sejarah Eropa, berikut ini
dapat Anda pelajari mengenai pembabakan Sejarah Eropa secara kronologis (sesuai
urutan waktu).
a. Jaman
Yunani klasik
b. Jaman
Romawi klasik
kedua jaman ini sering disebut jaman Eropa kuno (klasik)
kedua jaman ini sering disebut jaman Eropa kuno (klasik)
c. Jaman
(abad) pertengahan.
d. Jaman
peralihan (transisi) dari abad pertengahan ke modern ditandai lahirnya gerakan
Renaissance, Reformasi, terbentuknya negara nasional dan merkantilisme.
e. Jaman
Baru (modern) diawali dengan Revolusi Perancis.
Peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi di Eropa antara abad 14-18 ditandai dengan gerakan
Renaissance. Apakah Renaissance, berikut penjelasannya.
A.
Renaissance
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat.
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat.
Dalam pengertian
yang lebih spesifik, Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di
mana perkembangan kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua aspek
kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam semua
cabang, perkembangan sistem kepercayaan, perkembangan sistem politik,
institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain.
Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.
Pemakaian
kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan Perancis
yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19
karena karyanya yang berjudul “History of France” yang menekankan bahwa masa
romatik Abad Pertengahan bukanlah sama sekali tidak berguna bagi perkembangan
kebudayaan Barat.
Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance dengan masyarakat Abad Pertengahan adalah pada penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam buku “History of France” itulah terdapat kata Renaissance yang digunakan untuk menyebutkan jaman setelah Abad Pertengahan. Menurut Jules Michelet, Abad Pertengahan ditandai oleh faktor dogmatis, sedangkan manusia Renaissance ditandai oleh faktor humanis.
Setelah Jules Michelet menggunakan kata Renaissance dalam tulisannya, selanjutnya dipopulerkan oleh penulis-penulis Eropa lainnya, seperti Jacob Burckhardt, dengan buku berjudul “The Civilization of the Renaissance in Italy”.
Jacob Burckhardt mengemukakan definisi Renaissance sebagai gerakan yang menemukan dunia dan manusia yang sebenarnya. Burckhardt memandang Renaissancelah yang menyelami manusia dan dunia, artinya Renaissance dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai ikatan dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia tidak lagi berpaling dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat keselamatan.
Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat. Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.
Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan untuk dunia.
Di jaman Renaissance, manusia hidup bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu pasti, mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya sebagai kebenaran ilahi.
B.
Merkantilisme
Merkantilisme adalah pemikiran teori ekonomi yang mengungkapkan bahwa kemakmuran suatu Negara dihitung dari jumlah kapital yang dimilikinya. Dalam teori ekonomi merkantilisme ini, suatu Negara akan berusaha keras untuk selalu mempunyai neraca perdagangan yang positif. Dalam arti, suatu Negara akan berupaya agar nilai ekspornya lebih besar daripada nilai impornya, sehingga kapital yang terkumpul dari selisih perdagangan tersebut akan semakin banyak. Kapital atau aset atau harta kekayaan Negara bisa berbentuk mineral berharga seperti emas, ataupun komoditas lainnya yang mempunyai nilai tinggi). Teori ekonomi merkantilisme ini menganggap sangat penting sisi ekspor dan berusaha menekan sisi impor. Negara berupaya agar nilai ekspornya semakin besar. Dan sebaliknya, Negara akan berusaha untuk menekan serendah mungkin nilai impornya. Dengan demikian, kekayaan Negara akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Merkantilisme adalah pemikiran teori ekonomi yang mengungkapkan bahwa kemakmuran suatu Negara dihitung dari jumlah kapital yang dimilikinya. Dalam teori ekonomi merkantilisme ini, suatu Negara akan berusaha keras untuk selalu mempunyai neraca perdagangan yang positif. Dalam arti, suatu Negara akan berupaya agar nilai ekspornya lebih besar daripada nilai impornya, sehingga kapital yang terkumpul dari selisih perdagangan tersebut akan semakin banyak. Kapital atau aset atau harta kekayaan Negara bisa berbentuk mineral berharga seperti emas, ataupun komoditas lainnya yang mempunyai nilai tinggi). Teori ekonomi merkantilisme ini menganggap sangat penting sisi ekspor dan berusaha menekan sisi impor. Negara berupaya agar nilai ekspornya semakin besar. Dan sebaliknya, Negara akan berusaha untuk menekan serendah mungkin nilai impornya. Dengan demikian, kekayaan Negara akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Secara teori, sistem merkantilisme ini memang
sangat logis. Setiap Negara tentu ingin agar nilai ekspornya selalu lebih
tinggi daripada nilai impor. Namun, dalam kenyataannya, sangatlah sulit untuk
menerapkan sistem ini jika tidak didukung dengan kemampuan Negara dan kekayaan
alam yang dimiliki oleh Negara. Jika pada kenyataannya suatu Negara tidak
memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni, maka yang akan
terjadi adalah Negara tersebut akan berusaha memenuhi segala kekurangan dirinya
dengan cara mengimpor dari Negara lain. Jika Negara tersebut memaksakan diri
untuk selalu mempunyai surplus neraca perdagangan, maka secara otomatis harus
mengorbankan kebutuhan warganya akan komoditas tertentu. Tentu saja hal
tersebut bukanlah kebijakan yang baik. Maka dari itu, pada zaman dahulu, demi
mendapatkan komoditas alam yang tidak terdapat di negaranya sendiri, banyak
Negara Eropa lantas melakukan politik ekspansi, alias menjajah Negara lain.
Dengan demikian, mereka mendapatkan banyak keuntungan dari perdagangan
komoditas alam yang mereka lakukan. Dengan cara itu, mereka mampu mengumpulkan
kekayaan Negara yang sangat besar.
C.
Reformasi
Gereja
Pengaruh masa
Renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan, politik maupun ilmu
pengetahuan namun juga menyebabkan sikap kritis terhadap kehidupan
gereja/agama.
Bagaimanakah pengaruh
gerakan Renaissance terhadap lahirnya Reformasi Gereja?
Pengaruh gerakan
Renaissance berupa sikap kritis terhadap penyimpanganpenyimpangan yang
dilakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan
surat pengampunan dosa (disebut surataflat). Surat pengampunan itu
dijual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad 11-13
Tahukah Anda yang
dimaksud dengan perang salib? Perang salib adalah perang yang dilakukan oleh
tentara/pasukan Eropa yang beragama Kristen dengan menggunakan tanda salib di
bajunya untuk membebaskan kota Yerusalem dari kekusaan Turki Islam. Kebiasaan
penjualan Surat pengampunan dosa kemudian dilakukan untuk mengumpulkan dana
bagi pembangunan geraja dan seterusnya.
Faktor
lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan untuk membebaskan diri
dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal
ini tampak pada pertikaian antara raja Frederik II dari Prusia dengan Paus
Innocencius pada abad 13, raja Phillip IV dari Prancis dengan Paus Bonifacus
pada abad 14.
Dari
uraian di atas mengertikah Anda apa yang dimaksud dengan gerakan reformasi?
Reformasi berasal dari kata re artinya kembali dan form artinya bentuk. Reformasi diartikan sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Isa. A.S.
Reformasi berasal dari kata re artinya kembali dan form artinya bentuk. Reformasi diartikan sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Isa. A.S.
Pelopor
reformasi Gereja adalah Martin Luther (1483-1546)
seorang pastor
dan guru besar Universitas Wittenberg di Sachsen
Jerman yang
gambarnya dapat anda simak di samping ini.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan
yang bias penulis sebutkan.
a) Renaissance
Kata Renaissance digunakan sejarawan
untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang
terjadi di Eropa. IstilahRenaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti kebangkitan kembali, yang lahir kembali adalah kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno, setelah
berabad-abad dikubur oleh masyarakat abad pertengahan dibawah pimpinan gereja.
Adapun
tokoh-tokoh yang berperan dalam masa ini adalah Roger Bacon, Copernicus,
Johannes Keppler, Galileo Galilei.
b). Secara teori,
sistem merkantilisme ini memang sangat logis. Setiap Negara tentu ingin agar
nilai ekspornya selalu lebih tinggi daripada nilai impor. Namun, dalam
kenyataannya, sangatlah sulit untuk menerapkan sistem ini jika tidak didukung
dengan kemampuan Negara dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Negara. Jika pada
kenyataannya suatu Negara tidak memiliki sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang mumpuni, maka yang akan terjadi adalah Negara tersebut akan
berusaha memenuhi segala kekurangan dirinya dengan cara mengimpor dari Negara
lain. Jika Negara tersebut memaksakan diri untuk selalu mempunyai surplus
neraca perdagangan, maka secara otomatis harus mengorbankan kebutuhan warganya
akan komoditas tertentu. Tentu saja hal tersebut bukanlah kebijakan yang baik.
Maka dari itu, pada zaman dahulu, demi mendapatkan komoditas alam yang tidak
terdapat di negaranya sendiri, banyak Negara Eropa lantas melakukan politik
ekspansi, alias menjajah Negara lain
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Hakim, Atang
dan Ahmad Saebani, Beni. 2008. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka
Setia.
Hardiman, Budi.
2011 Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari Machiavelli
sampai Nietzsche). Jakarta : Erlangga.
Surajiyo. 2010. Filsafat
Umum dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment