BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial
yang beragam di masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena
itu diperlukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama
kesehatan ibu dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan
landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondisi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar tersebut membutuhkan kondisi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah satunya melalui UKS.
Oleh karena itu
kami tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai peranan UKS dalam anak yang
sehat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan UKS?
2. Bagaimana pengendalian penyakit pada usia anak-anak?
3. Bagaimana perkembangan UKS?
4. Bagaimana dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
1. Apakah yang dimaksud dengan UKS?
2. Bagaimana pengendalian penyakit pada usia anak-anak?
3. Bagaimana perkembangan UKS?
4. Bagaimana dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
anak anak?
5. Sarana dan Prasarana apa saja yang terdapat dalam UKS ?
5. Sarana dan Prasarana apa saja yang terdapat dalam UKS ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Untuk mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Untuk mengetahui perkembangan UKS.
4. Untuk mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Untuk mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Untuk mengetahui perkembangan UKS.
4. Untuk mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada
usia anak-anak.
D. Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Mengetahui perkembangan UKS.
4. Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Mengetahui perkembangan UKS.
4. Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
anak-anak.
\
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN UKS
Usaha
kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah,
guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.
UKS tidak hanya menangani murid yang mengalami
kecelakaan ringan di sekolah (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan),
melayani kesehatan dasar bagi murid selama sekolah (pemberian imunisasi),
pemantauan pertumbuhan anak. Tetapi juga mengajarkan hal-hal kecil namun
penting bagi siswa, seperti menanamkan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, pengenalan makanan empat sehat lima sempurna, perilaku menggosok gigi
setelah makan, dan perilaku-perilaku lain yang dapat membentuk kebiasaan sehat
bagi anak.
Hal tersebut perlu dilakukan karena UKS merupakan
upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat.
Makna Simbol UKS
a. Segitiga Sama Sisi
Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS)
1) Pendidikan Kesehatan.
2) Pelayanan Kesehatan.
3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
b. Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait.
Menggambarkan 3 program pokok UKS (Trias UKS)
1) Pendidikan Kesehatan.
2) Pelayanan Kesehatan.
3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
b. Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait.
c. Tulisan Uks (Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)
Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama TIM Pembina UKS yang sejajar.
Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama TIM Pembina UKS yang sejajar.
2. PENGENDALIAN PENYAKIT PADA
USIA ANAK-ANAK
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak, berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak, berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa
usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian
hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan
tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di
sekolah.
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.
3. PERKEMBANGAN UKS
1. Kegiatan
‘UKS’ sebelum Tahun 1990
a.
Pemantauan
Pertumbuhan dan Status Gizi
Ilustrasi kegiatan UKS sebelum tahun
1990 dapat dijadikan cermin atau
evaluasi kegiatan pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak
kegiatan yang berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan
di UKS namun semuanya hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan status gizi yang dilakukan sebelum tahun
1990an dapat digambarkan sebagai berikut :
evaluasi kegiatan pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak
kegiatan yang berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan
di UKS namun semuanya hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan
pemantauan pertumbuhan dan status gizi yang dilakukan sebelum tahun
1990an dapat digambarkan sebagai berikut :
pengukuran tinggi badan lebih banyak
menggunakan meteran dinding;
sementara pengukuran berat badan sudah menggunakan Timbangan injak.
Semua data hasil pengukuran dicatat dalam buku besar panjang karena belum ada KMS untuk anak sekolah (KMS-AS).
sementara pengukuran berat badan sudah menggunakan Timbangan injak.
Semua data hasil pengukuran dicatat dalam buku besar panjang karena belum ada KMS untuk anak sekolah (KMS-AS).
Minimnya alat antropometri
pada waktu itu membuat guru UKS
berimprovisasi dalam menentukan status gizi anak. Selain itu pemantauan pertumbuhan belum jalan karena masih banyak TK-SD yang belum memiliki KMS anak sekolah. Akibatnya status kesehatan yang terdeteksi tidak mencerminkan status kesehatan yang sebenarnya namun hanya merupakan status gizi dan status kesehatan saat dilakukan pengukuran.
3) Kelainan status gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti
apalagi dipantau terus menerus. Akibatnya tindakan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif anak tidak dapat dilakukan sedini mungkin.
UKS adalah kegiatan yang sangat bagus dan relevan dari sekolah yang akan berhasil guna baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka waktu panjang. Upaya penanggulangan gizi salah (malnutrisi / malnutrition) adalah upaya lintas sektor, dimana melibatkan banyak institusi, termasuk lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) melalui upaya-upaya pendidikan gizi, pemantauan yang telah ada dan telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS. Status Gizi adalah suatu keadaan / kondisi / state yang bersifat dinamis, dimana merupakan suatu akibat dari faktor ganda (multifactorial) yang terutama hasil dari suatu keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Oleh karena status gizi ini merupakan suatu proses yang selalu berlangsung dan berubah dari waktu ke waktu, maka upaya-upaya pemantauannya perlu dilakukan secara sinambung dan tepat (Purwoko, 2001).
berimprovisasi dalam menentukan status gizi anak. Selain itu pemantauan pertumbuhan belum jalan karena masih banyak TK-SD yang belum memiliki KMS anak sekolah. Akibatnya status kesehatan yang terdeteksi tidak mencerminkan status kesehatan yang sebenarnya namun hanya merupakan status gizi dan status kesehatan saat dilakukan pengukuran.
3) Kelainan status gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti
apalagi dipantau terus menerus. Akibatnya tindakan promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif anak tidak dapat dilakukan sedini mungkin.
UKS adalah kegiatan yang sangat bagus dan relevan dari sekolah yang akan berhasil guna baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka waktu panjang. Upaya penanggulangan gizi salah (malnutrisi / malnutrition) adalah upaya lintas sektor, dimana melibatkan banyak institusi, termasuk lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) melalui upaya-upaya pendidikan gizi, pemantauan yang telah ada dan telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS. Status Gizi adalah suatu keadaan / kondisi / state yang bersifat dinamis, dimana merupakan suatu akibat dari faktor ganda (multifactorial) yang terutama hasil dari suatu keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Oleh karena status gizi ini merupakan suatu proses yang selalu berlangsung dan berubah dari waktu ke waktu, maka upaya-upaya pemantauannya perlu dilakukan secara sinambung dan tepat (Purwoko, 2001).
b.
Pendidikan
Kesehatan dan Olah Raga
Begitu padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga
guru UKS juga bertanggungjawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek
olahraga. Dahulu guru olahraga kita selalu menyebut tentang ‘men sana in
korporisano’ yang diartikan sebagai ‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat’. Sampai sekarang motto tersebut masih relevan, namun sudah jarang
dikumandangkan oleh para guru UKS yang biasanya merangkap sebagai guru olahraga
dan kesehatan. Akan tetapi guru UKS tahun 1970-1990 lebih banyak
menghubungkan faktor gizi, kesehatan dan olahraga dengan motto ‘empat sehat
lima sempurna’.
c. Pembinaan
warung / Kantin Sekolah
Integrasi
pembinaan UKS dengan warung / kantin sekolah sangatlah tepat, namun sampai
sekarang belum ada laporan tentang hasil evaluasi pelaksanaan pengintegrasian
tersebut. Pembinaan warung /kantin sekolah di beberapa kecamatan ternyata
banyak warung/kantin sekolah yang pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada
penjaga sekolah (Pak Bon). Namun ada beberapa SD yang warung/kantin
sekolah telah dikelola oleh koperasi PKK desa, oleh guru PKK,b ada yang sudah
dikelola antara koperasi guru sekolah dengan perkumpulan orangtua murid.
Hal ini terjadi karena belum ada pedoman penyelenggaraan warung / kantin
sekolah. Sejak tahun 1993 Depkes, RI telah mengeluarkan pedoman
penyelenggaran warung sehat di sekolah, dengan falsafah penyelenggaraannya
adalah :
1)
Warung Sekolah adalah Tempat Penjualan Makanan yang berada di lingkungan
Sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan sehat dari berbagai golongan bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4) Warung Sekolah melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama hari sekolah.
5) Pengawasan dan penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala Sekolah / guru sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan sehat dari berbagai golongan bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4) Warung Sekolah melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama hari sekolah.
5) Pengawasan dan penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala Sekolah / guru sekolah.
6)
Harga makanan di Warung Sekolah disesuaikan dengan kemampuan murid.
Selanjutnya Menurut Depkes (1993) ada beberapa tujuan penyelenggaraan Warung Sekolah / Kantin, yaitu:
Selanjutnya Menurut Depkes (1993) ada beberapa tujuan penyelenggaraan Warung Sekolah / Kantin, yaitu:
1)
Warung Sekolah atau kantin merupakan tempat penjualan
makanan dan minuman yang diorganisir oleh masyarakat sekolah, berada dalam
pekarangan sekolah dan dibuka selama hari sekolah.
2)
Pengelolaan Warung Sekolah. Pengelolaan makanan sekolah adalah serangkaian
kegiatan yang saling berkaitan mulai dari perencanaan menu hingga evaluasi
makanan Warung Sekolah dalam rangka pelaksanaan penyediaan makanan bagi anak
sekolah.
Ditinjau dari aspek kesehatan, tujuan penyelenggaraan
makanan di Warung Sekolah adalah :
1)
Mendidik
anak untuk dapat memilih makanan yang bergizi baik, sehigga lambat laun
tercipta pola makan yang sehat.
2)
Memperkenalkan makanan yang beraneka ragam sebagai variasi hidangan dan
motivasi anak untuk memilih makanan bergizi.
3) Menanamkan kebiasaan yang baik dan menurut syarat kesehatan, termasuk perilaku sebelum, pada saat dan sesudah makan.
4) Menambah dan melengkapi makanan murid baik dalam kuantitas maupun kualitas.
5) Meningkatkan selera makan, menimbulkan rasa akrab antar teman, dan pertemuan sosial yang menyenangkan.
3) Menanamkan kebiasaan yang baik dan menurut syarat kesehatan, termasuk perilaku sebelum, pada saat dan sesudah makan.
4) Menambah dan melengkapi makanan murid baik dalam kuantitas maupun kualitas.
5) Meningkatkan selera makan, menimbulkan rasa akrab antar teman, dan pertemuan sosial yang menyenangkan.
6) Melatih
anak untuk disiplin, sabar, tertib pada pekerjaan yang praktis secara bergilir.
7) Menerapkan cara
belajar sambil berbuat dan membina suatu bentuk koperasi sekolah.
Untuk melaksanakan seluruh proses
pengelolaan Warung Sekolah, mulai dari perencanaan menu hingga evaluasi
penyediaan makanan pelayanan atau penjualan, termasuk kebersihan dan sanitasi
diperlukan tenaga pelaksana terampil.
Tenaga Warung Sekolah harus berbadan sehat, bebas dari penyakit menular, bersih dan rapi, mengerti tentang gizi, kesehatan dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian warung/kantin sekolah yang belum memiliki sarana air bersih perlu segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah untuk melaksanakan pembangunan sarana air bersih secara serentak (Tim Pekan Sanitasi, 1999).
Tenaga Warung Sekolah harus berbadan sehat, bebas dari penyakit menular, bersih dan rapi, mengerti tentang gizi, kesehatan dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian warung/kantin sekolah yang belum memiliki sarana air bersih perlu segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah untuk melaksanakan pembangunan sarana air bersih secara serentak (Tim Pekan Sanitasi, 1999).
Modal pertama yang diperlukan dalam
penyelenggaaan makanan di Warung / Kantin Sekolah adalah dana untuk sarana
fisik, penyelenggaraan makanan dan bahan makanan. Dana dapat bersumber
dari sekolah sepenuhnya, dari sekolah dengan orang tua murid, pihak swasta yang
ditunjuk atau koperasi sekolah, tabungan guru dan OSIS. Perputaran dana
selanjutnya diperoleh dan dimanfaatkan melalui penjualan di Warung /Kantin
Sekolah.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat mungkin di lingkungan gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Ruangan harus cukup luas, bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik. Lantai terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan langit-langit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan sebagai ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan yang letaknya mudah dijangkau oleh anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah seperti anjuran depkes (1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat mungkin di lingkungan gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Ruangan harus cukup luas, bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik. Lantai terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan langit-langit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan sebagai ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan yang letaknya mudah dijangkau oleh anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah seperti anjuran depkes (1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.
2. Kegiatan ‘UKS’ sesudah Tahun 1990
a) Pemantauan
Pertumbuhan dan Status Gizi
Ada beberapa cara menilai status gizi dalam rangka
pemantuan maupun dalam rangka pendidikan gizi. Penilaian status gizi ada dua
macam yaitu : Penilaian status gizi masyarakat dan penilaian status gizi
individu. Untuk keperluan kegiatan UKS maka yang lazim digunakan adalah
penilaian status gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid sekolah,
dapat dilakukan pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim digunakan
dalam langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat
dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS
penilaian status gizi dapat atau mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian
status gizi anak sekolah secara
langsung antara lain :
1) antropometri,
2)
gejala klinis,
3)
pemeriksaan laboratoris.
Dalam pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran
tolok ukur status gizi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor :
kemudahan, dapat dilakukan secara massal, sederhana tetapi dapat dipercaya
(valid dan reliabel). Sesuai dengan tujuan penilaian status gizi anak
usia sekolah pada kegiatan UKS, maka pengukuran antropometri adalah salah satu
yang penting untuk diketahui oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS.
Antropometri adalah : suatu bagian dari cabang ilmu yang mempelajari
tentang ukuran (dimension) dari tubuh manusia beserta ciri dan sifat-sifatnya.
Antropometri ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak bidang
kehidupan, salah satunya adalah diterapkan pada bidang gizi. Pada ilmu gizi
lazim disebut dengan antropometri gizi. Pada antropometri gizi banyak sekali
dimensi tubuh manusia yang dapat dijadikan tolok ukur pada penilaian status
gizi individu. Tetapi pemilihan dimensi tubuh tergantung pada banyak faktor
antara lain :
1)
tujuan umum, dan masalah yang akan diselidiki,
2) grup / kelompok umur,
3) ciri biologis tolok ukur,
4) sifat epidemiologis
5) kepraktisan.
2) grup / kelompok umur,
3) ciri biologis tolok ukur,
4) sifat epidemiologis
5) kepraktisan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut maka
hanya beberapa cara / metode antropometri saja yang dapat dilakukan di UKS.
Beberapa metode antropometri yang praktis dan mudah, tetapi cukup valid dan
reliabel, sesuai dengan tujuan penilaian status gizi di UKS yaitu deteksi dini
gizi salah, dapat dipilih dan dilakukan dengan melakukan evaluasi secara
sinambung (Purwoko, 2001).
Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada beberapa kasus gizi salah, maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara rutin di UKS. Dengan mengingat keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan kebijakan yang ada di setiap sekolah maka hanya beberapa metode antropometri saja yang dapat dipilih dan dilaksanakan sekolah pada kegiatan UKS. Sedangkan untuk tujuan lain, misalkan untuk penelitian atau pelaksanaan program kesehatan dan gizi yang lebih serius, maka sekolah dapat bekerjasama atau meminta bantuan pada instansi lain yang mampu dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja, maka sudah cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS. Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat dipergunakan seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan dengan teliti dan tepat.
Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada beberapa kasus gizi salah, maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara rutin di UKS. Dengan mengingat keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan kebijakan yang ada di setiap sekolah maka hanya beberapa metode antropometri saja yang dapat dipilih dan dilaksanakan sekolah pada kegiatan UKS. Sedangkan untuk tujuan lain, misalkan untuk penelitian atau pelaksanaan program kesehatan dan gizi yang lebih serius, maka sekolah dapat bekerjasama atau meminta bantuan pada instansi lain yang mampu dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja, maka sudah cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS. Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat dipergunakan seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan dengan teliti dan tepat.
Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar
gizi masyarakat, bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan
sebagai upaya pencegahan terjadinya growth faltering (khususnya pencegahan
stunted) dikalangan anak usia sekolah.
Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung kegiatan pendayagunaan KMS-AS di UKS adalah:
1) Pelatihan petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam pengukuran antropometri dan pemeriksaan kesehatan dasar pada fisik anak usia sekolah.
2) Pelatihan petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang akurat
3) Perbaikan semua alat pendukung pengukuran antropometri (Timbangan, Mikrotoise, mit-line lingkar lengan / lingkar kepala, dllnya)
4) Memberikan pelatihan non-kurikuler kepada anak didik tentang bagaimana melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang benar.
b) Pendidikan Gizi, Kesehatan dan Olah Raga
Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan keadaan ini dapat mengakibatkan cacat baik fisik maupun psikik yang kadangkala bersifat menetap. Di Indonesia telah disepakati ada 4 (empat) masalah gizi utama yaitu : Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah gizi utama tersebut hampir merata diderita oleh semua golongan umur. Tetapi untuk golongan umur anak usia sekolah lebih memberikan gambaran yang spesifik karena sifat-sifat fisiologik dan psikologik mereka yang sangat berhubungan dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
1) Anak usia sekolah dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.
2) Adanya perubahan pola dan selera makan.
3) Adanya perubahan atau menurunnya perhatian orang tua mereka.
4) Adanya penyakit infestasi parasit yang diderita sejak usia dini.
5) Kelainan-kelainan keadaan gizi atau status gizi mereka mempunyai
gambaran yang sangat khas untuk anak-anak usia sekolah tersebut.
c) Pembinaan warung /
Kantin Sekolah
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan pengelolaan
sekolah, maka pembinaan warung /kantin di sekolah sejak tahun 1999 telah
mengalami perubahan yang cukup nyata. Hal ini disebabkan adanya Dewan
Sekolah yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat, orangtua murid, dan donatur
sekolah (Dewan Penyantun Sekolah) yang didukung oleh pemerintah setempat.
Menurut Depkes (1999) Warung /Kantin Sekolah hendaknya memiliki persyaratan
sebagai berikut :
1. Tenaga Pengelola
Pengelolaan warung sekolah memerlukan seorang
penanggung jawab yang mempunyai tugas sebagai penanggung jawab
kelangsungan Warung Sekolah secara keseluruhan, baik ke dalam sekolah maupun
keluar yaitu kepada orang tua murid dan instansi terkait terutama bila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga. Misalnya terjadi keracunan
makanan yang dijual di warung sekolah, maka penanggungjawab warung yang harus
mampu memberikan penjelasan dan bertindak untuk penyelamatan murid.
Sebaiknya penanggungjawan warung sekolah adalah kepala sekolah, namun tidak
menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK desa, dll.
Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh
kegiatan akademik dan administrasi sekolah dapat merangkap sebagai pengelola
dan penyelenggara Warung Sekolah. Sementara Guru Sekolah mempunyai tugas
membina dan mengawasi langsung pelaksanaan Warung Sekolah, jenis makanan dan
minuman yang disediakan, kebersihan Warung Sekolah dan lingkungannya (termasuk
pengadaan dan jaminan adanya air bersih).
2)
Mitra Pengelola
Orang tua peserta didik bersama
tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan melakukan perencanaan peningkatan
kualitas atau perbaikan warung/kantin sekolah, dengan cara :
a)
Berpartisipasi membantu modal Warung Sekolah.
b) Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
c) Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara
pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah.
b) Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
c) Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara
pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah.
4. DUKUNGAN UKS TERHADAP
PENGENDALIAN PENYAKIT PADA USIA ANAK-ANAK
Periode
anak-anak disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai
terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat. Oleh
karena itu dibutuhkan upaya-upaya agar anak mampu menjaga kesehatannya sehingga
perkembangan kecerdasan dapat maksimal.
Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :
Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendidikan
Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar dapat dilakukan berupa kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dan penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas. Maksud dari kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu–ilmu lain seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler disini adalah pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan kelas.
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar dapat dilakukan berupa kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dan penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas. Maksud dari kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu–ilmu lain seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler disini adalah pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan kelas.
Pendidikan ini meliputi :
a. Pengetahuan tentang dasar – dasar hidup sehat.
b. Sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan.
c. Latihan atau demonstrasi cara hidup sehat.
d. Penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya peningkatan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk berlaku hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
e. Memiliki kebiasaan hidup sehari – hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang proporsional.
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus informasi).
i. Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
a. Pengetahuan tentang dasar – dasar hidup sehat.
b. Sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan.
c. Latihan atau demonstrasi cara hidup sehat.
d. Penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya peningkatan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a. Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk berlaku hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
e. Memiliki kebiasaan hidup sehari – hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang proporsional.
g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari hari.
h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus informasi).
i. Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
2. Pemeliharaan
Kesehatan Sekolah (School Health Service)
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk memelihara, meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk memelihara, meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.
Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan dengan kegiatan
komprehensif yang meliputi ;
a.
Kegiatan
Peningkatan Kesehatan ( Promotif )
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa latihan ketrampilan teknis
dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta
didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
1)
Dokter Kecil
2) Kader Kesehatan Remaja
3) Palang Merah Remaja
4) Pembinaan warung sekolah sehat.
5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit.
6) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.
2) Kader Kesehatan Remaja
3) Palang Merah Remaja
4) Pembinaan warung sekolah sehat.
5) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit.
6) Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat.
b.
Kegiatan pencegahan (Preventif )
Berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa :
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
untuk penyakit – penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.
3) Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi peserta didik.
5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling kesehatan di sekolah .
Berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai
penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini
sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa :
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus
untuk penyakit – penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.
3) Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi peserta didik.
5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling kesehatan di sekolah .
c.
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan ( Kuratif dan rehabilitatif)
Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat
berfungsi optimal.
Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat
berfungsi optimal.
Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah
:
1) Diagnosa dini.
2) Pengobatan ringan.
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit.
4) Rujukan medik.
1) Diagnosa dini.
2) Pengobatan ringan.
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit.
4) Rujukan medik.
Pelakasanaan pelayanan kesehatan dilakukan secara
terpadu, baik secara antar kegiatan pokok dari puskesmas, maupun secara terpadu
dengan para tenaga kependidikan, dengan peran serta peserta didik dan orang tua
mereka. Puskesmas adalah kesatuan unit organisasi kesehatan yang langsung
memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi di
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha – usaha kesehatan. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka pembinaan kesehatan dalam rangka usaha-usaha kesehatan
sekolah merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas.
Tugas dan fungsi
puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha
kesehatan sekolah mencakup :
a.
Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan immunisasi dan lainnya
yang dianggap perlu.
b. Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik.
c. Memberikan bimbingan tekhnis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam rangka pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.
d. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS.
e. Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS ( dokter kecil dan kader kesehatan remaja)
f. Melakukan penjaringan dan rujukan terhadap kasus- kasus tertentu yang memerlukan.
g. Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.
h. Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya.
i. Menginformasikan secara teratur kepada tim pembina UKS setempat
meliputi :
1) Segala kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
2) Permasalahan yang dialami dan saran untuk penanggulangannya.
Tujuan pelayanan kesehatan :
a. Supaya peserta didik memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk menjalankan tindakan hidup sehat dan terdorong untuk melaksanakan perilaku hidup sehat.
b. Supaya peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya kelainan/ kecacatan.
c. Supaya proses penyakit berhenti dan tercegahnya komplikasi penyakit, sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan berfungsi secara optimal.
d. Supaya peserta didik sehat baik mental, fisik maupun sosial.
b. Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik.
c. Memberikan bimbingan tekhnis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam rangka pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.
d. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS.
e. Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS ( dokter kecil dan kader kesehatan remaja)
f. Melakukan penjaringan dan rujukan terhadap kasus- kasus tertentu yang memerlukan.
g. Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.
h. Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya.
i. Menginformasikan secara teratur kepada tim pembina UKS setempat
meliputi :
1) Segala kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
2) Permasalahan yang dialami dan saran untuk penanggulangannya.
Tujuan pelayanan kesehatan :
a. Supaya peserta didik memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk menjalankan tindakan hidup sehat dan terdorong untuk melaksanakan perilaku hidup sehat.
b. Supaya peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya kelainan/ kecacatan.
c. Supaya proses penyakit berhenti dan tercegahnya komplikasi penyakit, sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan berfungsi secara optimal.
d. Supaya peserta didik sehat baik mental, fisik maupun sosial.
3. Lingkungan Sekolah
yang Sehat
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha
kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan fisik, psikis
dan sosial. Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa pengawasan
terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang sehat, binatang
serangga dan pengerat yang ada dilingkungan sekolah, pencemaran lingkungan
tanah, air dan udara di sekitar sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan
fisik sekolah. Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan lingkungan psikis
sekolah antara lain memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik,
memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang bermasalah, serta membina
hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik. Sedangkan kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina hubungan yang harmonis
antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis antara guru, murid,
karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang
dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan
kesadaran, kesanggupan dan ketrampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip
hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
a.
Program pembinaan lingkungan sekolah
1) Lingkungan fisik sekolah meliputi :
a) Penyediaan air bersih
b) Pemeliharaan penampungan air bersih
c) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
d) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
e) Pemeliharaan WC/kakus
f) Pemeliharaan kamar mandi
g) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium dan tempat ibadah
h) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah
1) Lingkungan fisik sekolah meliputi :
a) Penyediaan air bersih
b) Pemeliharaan penampungan air bersih
c) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
d) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
e) Pemeliharaan WC/kakus
f) Pemeliharaan kamar mandi
g) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium dan tempat ibadah
h) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah
2) Lingkungan mental dan sosial
Program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam
bentuk kegiatan :
a) Konseling kesehatan
b) Bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan
c) PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja
a. Pembinaan lingkungan keluarga
Pembinaan lingkungan keluarga ini bertujuan :
1) Meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal – hal yang
berhubungan dengan kesehatan.
2) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam
pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan:
1) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
2) Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah
b. Pembinaan
masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara :
1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.
Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara :
1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.
Dilihat
dari tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan UKS, maka jelas terlihat
peran dan hubungan UKS dalam mengendalikan kesehatan anak. Ketiga program utama
UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga bahkan
meningkatkan kesehatan peserta didik.
Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merepukan tanggung jawab kita semua. Karena sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif
Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merepukan tanggung jawab kita semua. Karena sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif
pada
kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996). Oleh karena itu, UKS menjadi salah
satu hal penting di dunia pendidikan dalam kaitannya dengan kesehatan peserta
didik, baik disekolah ataupun kebiasaan hidup sehat siswa di rumah.
Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
5. SARANA DAN PRASARANA YANG
TERDAPAT DALAM UKS
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai
berikut :
1. Kondisi Ideal: Ruang UKS 8 m x 7 m
2. Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan satu
untuk anak laki – laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS
3. Lemari obat yang berisi obat – obatan yang sifatnya emergency
4. Timbangan berat badan, Pengukur tinggi badan, Termometer suhu badan,Tensimeter, buku tes buta warna, pengukuran
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai
berikut :
1. Kondisi Ideal: Ruang UKS 8 m x 7 m
2. Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan satu
untuk anak laki – laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS
3. Lemari obat yang berisi obat – obatan yang sifatnya emergency
4. Timbangan berat badan, Pengukur tinggi badan, Termometer suhu badan,Tensimeter, buku tes buta warna, pengukuran
ketajaman
mata ( snelen )
5. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan
6. Dispenser
7. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)
8. Buku – buku administrasi UKS dan alat tulis
9. Struktur UKS
10. Toilet
11. Alat dan kotak P3K
12. Alat-alat Kebersihan
13. Tandu
14. Meja dan kursi
15. Rak Sepatu/keset
16. KMS anak Sekolah
17. Bendera UKS
18. Trias UKS
19. Papan Data dan papan informasi
20. Contoh model organ tubuh
21. Lemari ADM
22. Ruang Konseling
23. Kipas angin
24. Micropon
25. Data tiga tahun terakhir
OBAT–OBATAN DAN PERALATAN YANG ADA DI LEMARI / KOTAK P3K
1. Kasa
2. Kapas
3. Plaster
4. Oralit
5. Minyak kayu putih
6. Handscund
7. Revanol
8. Spalak / bidai
9. Mitela
Buku Administrasi UKS
1. Buku Pemeriksaan Kesehatan
2. Buku Daftar Pasien
3. Buku Daftar Rujukan
4. Buku Penerimaan Barang
5. Buku Agenda Surat Masuk & sura Keluar
6. Buku Inventaris UKS
7. Buku Belanja Obat
8. Buku Laporan Kegiatan UKS
9. Buku Tamu
10. Buku Kegiatan kader UKS
5. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan
6. Dispenser
7. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)
8. Buku – buku administrasi UKS dan alat tulis
9. Struktur UKS
10. Toilet
11. Alat dan kotak P3K
12. Alat-alat Kebersihan
13. Tandu
14. Meja dan kursi
15. Rak Sepatu/keset
16. KMS anak Sekolah
17. Bendera UKS
18. Trias UKS
19. Papan Data dan papan informasi
20. Contoh model organ tubuh
21. Lemari ADM
22. Ruang Konseling
23. Kipas angin
24. Micropon
25. Data tiga tahun terakhir
OBAT–OBATAN DAN PERALATAN YANG ADA DI LEMARI / KOTAK P3K
1. Kasa
2. Kapas
3. Plaster
4. Oralit
5. Minyak kayu putih
6. Handscund
7. Revanol
8. Spalak / bidai
9. Mitela
Buku Administrasi UKS
1. Buku Pemeriksaan Kesehatan
2. Buku Daftar Pasien
3. Buku Daftar Rujukan
4. Buku Penerimaan Barang
5. Buku Agenda Surat Masuk & sura Keluar
6. Buku Inventaris UKS
7. Buku Belanja Obat
8. Buku Laporan Kegiatan UKS
9. Buku Tamu
10. Buku Kegiatan kader UKS
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan
kesehatan yang terdapat di sekolah, guna menolong murid dan juga warga sekolah
yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS memiliki 3 program pokok (Trias
UKS), yaitu:
1.
Pendidikan Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
2. Pelayanan Kesehatan.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
Tujuan UKS secara umum adalah mempertinggi nilai
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah
dan lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan
sosialnya. Sedangkan tujuan UKS secara khusus ialah mencapai keadaan sehat
anak-anak sekolah, keluarganya dan lingkungannya sehingga dapat memberikan
kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien
dan optimal.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang
baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996). Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996). Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
1 comment:
UKS merupakan usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah
Post a Comment