BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dengan menyusun karya tulis ini dapat melihat para
siswa-siswi agar kreatif dalam menambah wawasan untuk menuju masa depan dan
sebagai syarat mutlak untuk mengikuti UN dan US di SMA Negeri 1 Pagar Dewa.
Untuk menyusun karya
tulis ini, penulis melakukan kunjungan Observasi ke UD. Lintang Musroom Mandiri
Raman Utara, Lampung Timur, Karena penulis tertarik untuk mengetahui manfaat
pembudidayaan Jamur Tiram untuk masyarakat sekitar. Dengan berdirinya UD.
Lintang Musroom Mandiri di harapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat
sekitar dengan manjadikan sekitar sebagai karyawan.
1.2.Dasar Penulis
Adapun dasar-dasar
penulis karya tulis ini adalah :
1.
Program SMA Negeri 1 Pagar Dewa
2.
Salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
3.
Salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah (US)
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
karya tulis ini adalah :
1.
Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi khususnya bagi
penulis sendiri
2.
Memenuhi syarat untuk mengikuti UN dan US
3.
Mengetahui manfaat jamur tiram bagi manusia
1.4.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
1.
Observasi
Dalam metode ini penulis langsung mengadakan pengamatan langsung ke daerah
Jaya Makmur Banjar Baru agar penulis dapat data yang lebih lengkap dan akurat.
2.
Wawancara
Dalam metode ini penulis secara langsung melakukan Tanya jawab kepada Bapak
Mujiono Selaku Pemilik Budidaya Jamur Tiram dengan harapan mendapat data yang
lebih lengkap.
3.
Study Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku sebagai pelengkap dan penguat data
mengenai jamur tiram
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jamur tiram
Jamur tiram adalah adalah jamur pangan dari kelompok basidiomycota dan
termasuk kelas homo basidimycoetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna
putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang
tiram dengan bagian tengah agak cengkung.
2.2. Budidaya menurut kamus besar bahasa Indonesia
Budidaya menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Jamur sangat bermanfaat bagi
kita, karena jamur memiliki daya pikat yang sangat tinggi sehingga banyak
peminat untuk mengkonsumsinya. Jamur juga bersifat netral, bisa dimakan oleh
siapa saja termasuk penderita rentah penyakit jantung, ibu hamil dan menyusui.
2.3. kumbung jamur
kumbung jamur adalah
rumah jamur, jadi kumbung jamur harus selalu bersih dan terjaga dari
materi-materi lain yang dapat merusah bibit jamur.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Singkat
sejarah pembudi dayaan
jamur konsumsi perancis boleh dikatakan sebagai pioner atau pelopornya sekitar
tahun 1650-an seorang petani prancis berhasil menanam jamur champignan di pekarangan rumahnya dengan
hasil yang cukup memuaskan, dari prancis budidaya jamur menyebar keberbagai
negara di Eropa seperti Inggris ,Jerman, Hongaria, Den mark, dan bahkan ke
Amerika Serikat sampai di 1920-Prancis mencatatkan diri sebagai produsen jamur
champignan terbesar di dunia.
Di Indonesia budidaya
jamur konsumsi, terutama champignan baru di mulai sekitar tahun 1969 oleh
sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang agrobisnis. Setelah
jamur champignan, kemudian berturut-turut di budidayakan jamur merang, jamur
tiram, jamur kuping khusus jamur tiram banyak di petani yang membudidayakan
secara tradisional sekedar hanya memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Nama
jamur tiram (pleurotus sp) di berikan karena bentuk tudung jamur ini agak
membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram.
Permukaan tudung jamur tiram
licin agar berminyak jika lembab dan tepinya bergelombang diameter mencapai
3-15 cm batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada di tengah tudung
,tetapi agak ke pinggir. Di Indonesia, jenis yang paling banyak di budidayakan
adalah jarum tiram putih, sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat
dekatnya, jamur tiram juga memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel
lepas atau bersambungan, bentuk hifa dan miselium.
3.2 Manfaat Jamur
Tiram Bagi Manusia
Jamur tiram sangat
bermanfaat bagi manusia antaranya Adalaha:
1.
Sebagai pencegah penyakit darah tinggi, karena jamur tiram
rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan jamur tiram
juga baik di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta aman bagi mereka yang
rentan terhadap serangan jantung.
2.
Dapat meningkatkan perekonian keluarga;karena banyak peminat
yang mengonsumsi jamur tiram, sehingga jamur tiram sangat mudah di perjual belikan dengan harga yang
vareatif.
3.3 . Taksonomia Jamur Tiram
Suaper Kingdom : Eukaryota
Kingdom :
Myceteae (fungsi )
Devisio : Amastigomycota
Sub devisio : Basidiomycetes
Kelas : Bisi diomycetes
Ordo : Agari cales
Familia : Agari caeae
Genus : Pleu rotus
Species : Pleurotus Sp
3.4. Lingkungan Hidup Jamur Tiram
Jamur tiram dapat tumbuh
di daratan rendah sampai ketinggian sekitar 600 m dari permukaan laut di lokasi
yang memiliki kadar air sekitar 600% dan drajat keasaman 6-7. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar air
kurang dari 60%, miselium jamur ini tidak bisa menyerap sari makanan dengan
baik sehingga tumbuh kurus dan tidak bisa tumbuh maksimal. Sebaiknya, jika
kadar air di lokasi tumbuh terlalu tinggi maka jamur akan terserang penyakit
busuk akar.
Tubuh buah terlihat
saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah di tebang di lokasi yang
sangat lembab dan terlindung dari matahari.
3.5 Tahapan Budidaya Jamur Tiram
3.5.1 Pembuatan Kumbung
(Rumah Jamur)
Rumah jamur yang akan di buat haruslah memenuhi syarat
tumbuh jamur konsumsi dan di buat sebisa mungkin menyerupai habitat asli jamur
konsumsi.
Rangka kumbung bisa di buat dari bahan besi, kayu, atau
bahan untuk menghematan bisa memanfaatkan batang bambu yang harganya lebih
murah.
Dinding dan atapnya bisa di buat dari bahan plastik atau bahan-bahan yang
lain yang mudah di dapat disekitar rumah, seperti anyaman daun nipah, daun tebu
atau jerami, asalkan dapat menahan air hujan dan panas matahari.
Syarat kumbung yang harus :
1.
Kebersihan kumbung
Dalam budidaya jamur kebersihan adalah yang utama. Usahakan pembuatan
kumbung jauh dari lingkungan kotor. Untuk memudahkan pembersihan kumbung
sebaiknya lantai kumbung di buat dengan bahan semen, bukan beralaskan tanah. Selain
dapat menjaga kebersihan lantai, bahan semen mampu meningkatkan kelembapan
karena air yang di serap tidak mudah terserap dan hilang.
2.
Sirkulasi Udara Yang Baik
Miselium memerlukan udara yang cukup untuk bernafas dan selanjutnya untuk
tumbuh menjadi bekal jamur.Tanpa sirkulasi udara yang baik, jamur akan tumbuh
kerdil dan mudah terserang hawa penyakit. Agar sirkulasi udara baik maka rumah
jamur di perlukan jendela yang bisa di buka dan di tutup sewaktu-waktu. Dan sebaiknya
jendela di tutup dengan kain kasa, untuk mencegah serangga masuk ke dalam
kumbung saat daun jendela di buka.
3.
Suhu Dan Kelembapan
Suhu yang di butuhkan agar jamur tiram tumbuh dengan baik adalah 22-300C.
Dalam usaha budidaya
jamur konsumsi, pengendalian suhu dan kelembapan udara sangat penting untuk
meningkatkan hasih produksi.
4.
Pencahayaan
Ruang pada rumah jamur harus redup, tidak tembus cahaya matahari secara
langsung, dan kadar pencahayaan yang sesuai adalah 30%. Kadar cahaya terlalu tinggi
dan cahaya matahari langsung menyebabkan jamur mudah kering dan tidak
segar/terlihat kering.
5.
Tertutup
Rumah jamur harus tertutup rapat agar tidak mudah di masuki serangga
pengganggu.Untuk itu, kita bisa menggunakan plastik mulsa atau kain kasa
sebagai pelapis di dalam rumah jamur.
6.
Terdapat Rak Kayu
Rak kayu didalam kumbung sangat di perlukan, untuk menempatkan mediatanam
jamur.
3.5.2.
Penyiapan Media Tanam
Dalam penyiapan media tanam dan bahan
yang di perlukan adalah sebagai berikut :
v
Alat :
1.
Sekop bambu
Digunakan untuk memasukkan media
ke dalam plastik.
1.
Preesing
Di gunakan untuk
memadatkan atau mengepres media yang ada di dalam plastik.
2.
Plastik Di gunakan
untuk tempat media ( Bag Log )
3.
Ring/Cincin
Di gunakan untuk menahan
ujung plastik.
4.
Kapas
Digunakan untuk menutup
ring yang sudah di tali.
5.
Karet
Digunakan untuk mengikat
ring dan plastik.
v
Bahan :
1.
Bekatul
Berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan miselium dan mendorong
perkembangan tubuh buah jamur.
1.
Kapur
Berfungsi mengontrol pH media tanam agar sesuai dengan
syarat tumbuh jamur. Kapur yang di gunakan sebgai bahan campur media adalah
kapur pertanian, yaitu kalsium karbohidrat (CaCO3)
2.
Limbah serbuk Gergaji
Merupakan bahan pokok dari media tanaman jamur tiram.
3.5.3. Penanaman Bibit
3.5.3.1. Pembuatan Bag Log
Tempat penanaman bibit jamur tiram disebut BagLog, yaitu media tanam yang
dimaksud kedalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu glondongan.
Berikut ini
langkah-langkah pembuatan bag log :
Percampuran
1.
Percampuran
Percampuran bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan
atau dengan alat, tergantung pada banyaknya media tanam. Percampuran ini harus
dilakukan secara merata sehingga percampuran menjadi homogen dan tidak terjadi
gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan serbuk kapur, sehingga bisa menghambat
pertumbuhan bibit jamur yang ditanam. Sebelum dicampur sebaiknya sebuk kayu
diayak terlebih dahulu agar didapat ukuran yang sama dan seragam.
2.
Pengomposan
Pengomposan media tanam yang telah dicampur bertujuan menguraikan
senyawa-senyawa yang terdapat didalamnya agar menjadi lebih sederhana sehingga
mudah diserap dan dicerna oleh jamur. Pengomposan dilakukan dengan cara
sederhana, yaitu menumpuk bagian media tanam setinggi 50 Cm, lalu ditutup
dengan lembaran plastik selama dua hari sampai suhunya mencapai 50 0C
dengan kadar air 50-65% dan pH 6-7.
3.
Pembungkusan
Setelah dikomposkan serta kelembaban dan nilai pHnya sesuai, media tanam
dimasukkan kedalam kantong plastik ukuran 20x30 cm berkapasitas 1000 Gram, lalu
dipadatkan menggunakan atau mesin pressing kemudian bagian ujung plastiknya
terbuka, tepat diatas media tanam dipasang cincin dari plastik atau potongan
pipa paralon, lalu disumpal dengan kapas. Media tanam kayu didalam bungkus
plastik ini disebut dengan bag log .
4.
Sterilisasi bag log
Sterilisasi harus dilakukan karena media tanam yang sudah berbentuk bag
log biasanya masih banyak mengandung mikroba, khususnya jamur-jamur liar. Jika
tidak disterilkan, jamur-jamur ini akan hidup subur dan menghambat pertumbuhan jamur
utama. Alat sterilisasi bisa terbuat dari drum, semen, atau beton jika petani
jamur hanya bisa menggunakan drum, sterilisasi dengan drum tingkat
keberhasilannya hanya sedikit. Penyebabnya, karena tidak tercapainya besar uap
panas dan tekanan yang dihasilkan sehingga masih banyak mikroba lain tetap
hidup dalam bag log. Sedangkan jika alat tersebut dari semen atau beratap
beton, tingkat keberhasilannya mencapai 95 %. Hanya perlu modal yang banyak.
Bentuknya terdiri dari dua bagian, yaitu bejana penghasil uap air (boiler) dan
ruang sterilisasi. Bentuk broiler bisa dibuat bulat, lonjong, atau persegi
sesuai pada kebutuhan. Bahan pembuatanya haruslah kuat untuk mencegah
terjadinya ledakan karena selama proses pemanasan uap air yang dihasilkan akan
bertemperatur lebih dari 85 0C dengan tekanan diatas dua atmosfer.
Broiler juga dilengkapi termometer dan pengukur tekanan uap. Selain itu, juga
dibuatkan saluran pembuangan uap agar ketika tekanan didalam broiler
berlebihan, uap air bisa dibuang sampai mencapai tekanan yang diharapkan
sementara itu, ruang sterilisasi bisa dibuat dengan menggunakan plastik biru
atau beralas semen. Ditempat sterilisasi harus tetap bersih dan higienis.
Setiap orang yang masuk harus dipastikan benar-benar steril didalam ruang
sterilisasi diletakkan rak-rak untuk tempat menyusun bag log yang akan
disterilkan. Sterilisasi bag log sebaiknya dilakukan 2 kali agar miselium dan
spora mikroba mati semua. Caranya bag log disterilisasikan pada suhu 850C
selama 4 jam sehingga miselium mikroba mati, lalu dibiarkan selama 24 jam untuk
memberi kesempatan spora berkecambah. Selain itu, bag log disterilisasikan
selama 4 jam sehingga baik miselium maupun spora berkecambah akan mati. Dengan
cara ini keberhasilan sterilisasi mencapai 95 %.
5.
Pendinginan
Sebelum di inokulasikan dengan bibit jamur, bag log didinginkan terlebih
dahulu selama 12 jam sampai suhunya mencapai 35-400C, jika suhu
masih lebih dari 40 0C bibit jamur yang dinokulasikan tidak akan
tumbuh. Gunakan kipas angin atau blower agar proses pendinginan semakin cepat.
3.5.3.2
Penanaman
1.
Inokulasi
Sebaiknya inokulai dilakukan
diruangan yang telah di sterilisasi, dan dilakukan oleh dua orang, satu
bertugas menanam bibit ke bag log dan yang lain bertugas bag log secepatnya.
Dengan demikian waktu inokulasi semakin cepat dan kemungkinan bibit tercemar
mikroba dan semakin kecil. Cara melakukan inokulasi bibit jamur ke bag log
adalah sebagai berikut :
a)
buka penutup saluran bag log
b)
buka atau bungkus biakan, lalu tuangkan di tengah-tengah
lubang tananam.
c)
Tutup kembali bag log menggunakan penutupnya.
2.
Inkubasi
Inkubasi atau proses
penumbuhan miselium jamur dilakukan dengan Cara meyimpan bag log di ruang inkobasi
40-60 hari sampai seluruh bag log dipenuhi miselium. Tanda keberhasilan
inkobasi bisa dilihat setelah sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium
jamur berwarna putih yang merambat ke bawah.
3.
Seleksi
Sebelum bag log dimasukkan didalam kumbung, dilakukan seleksi
agar tingkat pertumbuhan jamur didalam kumbung optimal, bibit yang baik adalah
yang miseliumnya tumbuh merata ke seluruh bagian bag log jangan menggunakan
miselium yang terlalu padat, terlalu
tipis, atau jarang.
4.
Memasukkan bag log kedalam kumbung.
Bag log yang
sudah diseleksi segera dimasukkan kedalam kumbung yang telah disiapkan.
Bag log tersebut ditata rebah diatas rak dengan posisi satu
baris tutupnya menggunakan kejalan, dan baris berikutnya tutup menghadap
kesebaliknya, demikian seterusnya.
5.
Penyayatan bungkus bag log.
Untuk tempat keluarnya jamur yang telah tumbuh perlu
dibuatkan lubang pada bungkus bag log.
Penyayatan dilakuka dua
kali.
penyayatan pertama
dilakukan saat bag log baru dimasukan kedalam kumbung. Satu atau dua minggu
kemudian akan tumbuh calon jamur melalui seratan ini. Penyayatan kedua
dilakukan setelah jamur yang tumbuh disayatan yang pertama di panen. Lokasi
penyayatan berserangan dengan lokasi penyayatan pertama agar terjadi pemerataan
sumber nutrisi di semua bagian bag log dan untuk menjaga kontinuitas panen.
3.5.3.3. Pemeliharaan Jamur Tiram
1. pengaturan suhu dan kelembapan
Jamur tiram memerlukan
suhu 16-220C dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan tubuh buahnya.
Oleh karena itu, kondisi kumbung harus memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram.
Salah satu cara menjaga suhu dan kelembapan kumbung adalah dengan melakukan
pengabutan air spayer yang dilengkapi nozzle. Prekuensi pengabutan kumbung
tergantung pada cuaca.
2.
Pengaturan Sirkulasi Udara
Saat masih berbentuk
miselium, jamur memang tidak memerlukan oksigen dengan jumlah besar. Namun
pasokan oksigen yang sangat besar sangat diperlukan saat jamur membentuk tubuh
buah. Pasokan oksigen yang kurang saat jamur membentuk tubuh buah akan
mengakibatkan jamur tumbuh kerdil.
Sebaliknya adapun kandungan karbon dioksida walaupun dalam konsentrasi
kecil akan menyebabkan terjadinya perpanjangan tubuh buah (etiolasi) oleh
karena itu, pengaturan sirkulasi udara harus rutin dilakkukan contohnya dengan
membuka jendela kumbung selama 1-2 jam, setiap harinya agar proses masuknya
oksigen dan keluarnya karbon dioksida lancar.
3.5.3.4. Panen
Pamen
jamur dilakukan secara manual menggunakan tangan atau menggunakan pisau tajam.
Jamur yang dipanen harus dipotong beserta akarnya karna akar yang ditinggalkan
didalam media akan membusuk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur disekitar
lokasi tersebut. Oleh karna itu, jika ada ada akar yang ditinggal di dalam
media harus dicabut segera paksa menggunakan penjepit.
Saat
terbaik untuk menanam jamur adalah pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari
pukul 17.00 jika panen siang hari, berat jamur akan menyusut karena ke panasan.
Jamur tiram di panen 4-5 hari sejak pembentukan
tubuh buah (Pin head) saat itu beratnya telah mencapai 50-75 gram. Masa panen
mencapai empat bulan dengan interval pemanenan lima hari sekali.
3.5.3.5.
Pascapanen
Langkah
pertama yang dilakukan setelah panen adalah
membersihkan jamur dari bagian kotoran yang menempel.
Caranya, permukaan tubuh buah dibasahi dengan air
bersih, kemudian di gosok dengan tangan secara perlahan-lahan sampai seluruh
kotoran yang menempel hilang. Mengingat tubuh buah jamur gampang sobek
pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Selain
itu, barulah jamur siap dipasarkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki untuk
skala petani (bukan perusahaan besar) produk dipasarkan biasanya hanya berupa
jamur segar dan jamur kering.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tanaman
jamur tidak hanya bisa digunakan sebagai pemenuhan makanan sehari-hari. Jamur
juga bisa digunakan sebagai obat. Tidak hanya obat di Indonesia saja yang
banyak mengkonsumsi jamur, banyak juga di negara-negara lain.
Jamur
juga merupakan tanaman yang sangat steril. Karena tanpa adanya sterilisasi maka
jamur tidak bisa tumbuh optimal. Tanaman jamur juga membutuhkan suhu dan
kelembapan yang optimal karena jika suhu tidak optimal maka jamur akan terkena
penyakit.
4.2. Saran-Saran
Jika
ingin membuat usaha sebagai pemenuhan prekonomian keluarga sebaiknya kita buat
saja pembudidayaan jamur, karena selain enak juga jamur juga banya peminatnya. Usahakan
kebersihan kubung dan syarat-syarat lain diutamakan, untuk memperoleh hasil
yang optimal. Carilah informasi sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan
dan wawasan dalam meningkatkan pembudidayaan jamur tiram.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
ANGKASA, SYAH, “
Ramai-ramai Tanaman Jamur”, Trubus 359,1999
Ø
Siswono “ Jamur untuk
anti Kolesterol”, Kompas, 30 agustus 2003
Ø
H. Parjjimo dan Drs. Agus
Andoko. Budidaya jamur, Agro Media. 2001
Ø
Marlina, Djariah, Nunung.
Budidaya Jamur TIram. Yogyakarta, Kanisius. 2001
No comments:
Post a Comment