Pages

Sunday, April 3, 2016

budi daya tanaman mentimun




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Studi wisata adalah salah satu bentuk pelajaran dimana siswa langsung mengunjungi objek yang akan dijadikan bahan studi tersebut.
Untuk memberikan pengetahuan yang lebih baik kepada penulis serta memberi nilai tambah didalam pelajaran yang selama ini diterima didalam kelas, dan untuk menambah wawasan penulis.

1.2.Dasar Penulis
Dasar penulis karya tulis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UN/US SMA Negeri 1 Pagar Dewa Tahun Pelajaran 2015-2016

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan penulisan laporan ini adalah :
1.      Dalam membuat karya tulis
2.      Untuk mengetahui cara budidaya tanaman mentimun (Cucumis Satinus L)

1.4.Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan  karya tulis ini :
1.      Obsevasi
-          Observasi adalah sebuah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang dinanti untuk perolehan data yang dikontrol validalitas dan keabilitasnya mengunjungi tempat Budidaya Tanaman Mentimun pada tanggal 3 Februari 2016
-          Obsevasi adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat menurut kamus besar bahasa Indonesia





















BAB II
2.1.Landasan Teori
Dalam Pertanian, Budidaya Merupakan Kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha ini. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, budidaya adalah “usaha yang bermanfaat dan memberi hasil”
Usaha budidaya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainya disebut lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomis. Bagian ini dapat berupa biji, buah atau butir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam (Bahasa belanda : Akkerbouw)











BAB III
PEMBAHASAN

3.1. SejarahTanaman Mentimun
3.1.1. Sejarah Singkat Tanaman Mentimun
Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia terutama di daerah tropika

3.1.2. Taksonomi Tanaman Mentimun
Kedudukan tanaman mentimun dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan  ke dalam
Devisio                  : Spermatophyte
Sub-Devisio          : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledonae
Ordo                      : Cucurbitales
Family                   : Cucurbitaceae
Genus                    : Cucumis
Spesies                  : Cucumis Sativus.L


3.1.3.   Macam-macam Buah Mentimun
-          Timun biasa atau yang disebut “timun” varietas timun mempunyai kulit tipis dan lunak
-          Timun watang. Jenis timun ini mempunyai kulit tebal dan agak keras.
-          Timun wuku. Varietas mentimun ini mempunyai kulit yang agak tebal

3.1.4.      Morfologi Tanaman Mentimun
Mentimun termasuk taman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara pemegang yang berbentuh pilin (spiral). Batangnya basah berbulu serta berbuku-buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50cm-250cm. bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, persegi merip jantung, dan bagian ujung daun meruncing, serta tumbuh berselang-seling keluar berbuku-buku (ruas) batang perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga mentimun berbentuk mirip terompet, mahkota bunganya berbentuk putih atau kuning cerah buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang, bentuk bulat panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang  berbintik-bintik ada pula yang halus. Warna kulitnya antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.
            Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat biji dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.



3.1.5.      Kegunaan Tanaman Mentimun.
Bagian tanaman mentimun yang paling banyak dijadikan bahan sayuran adalah buah mentimun muda. Buah mentimun muda dapat dibuat acar, pencampuran gado-gado, asinan dan lain-lain. Kegunaan mengkonsumsi buah mentimun muda, selain menambah cita rasa makan juga mengandung gizi cukup tinggi untuk kesehatan tubuh, dan juga sering digunakan sebagai perawat kecantikan.

3.1.6.      Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun
1.      Syarat Iklim
-          Daerah                         : tropis-sub tropis
-          Ketinggian tempat      : 100 m2-900 m0
-          Sinar matahari             : 90%
-          Kelembapan                : 80%-85%
-          Curah hujan                 : 200mm-400mm/bulan
-          Suhu                            : 21‑0C-300c
2.      Syarat tanah
Tanah yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan penyakit serta memiliki PH antara 6-7. Ditanam pada tanah bertekstur lembung yang baik draenasenya.




3.1.7.      Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1.      Penyiapan lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2 (2 Ha). Dengan tempat yang strategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memberikan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.
2.      Pengolahan tanah dan pembuaan gulu dan pengolahan tanah bertujuan untuk mengemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30cm. Dengan menggunakan tenaga kerja manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk kedalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan gulu dan dengan ukuran lebar.
3.      Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam
Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran  30 cm x 40 cm (jarak dalam barisan x jarak antara guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3-5 cm
4.      Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman benih mentimun (cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Cirri-ciri benih  yang baik:
-          Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
-          Besar biji seragam dan bernas
-          Daya kecambah tinggi > 85 %
-          Resisten terhadap suatu hama dan penyakit benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2 Ha) kurang lebih 80 bungkus dengan isi perbungkusnya 800 biji.
5.      Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem tabela (tanam benih langsung) dilahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan dibuat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun kedalam lubang tanam dengan jumlah biji 2 biji atau lubang tanam, namun hanya 1 biji  tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompas dengan dosis 500 kg/ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK mutiara dengan dosis 25 Kg /Ha. Lalu siram tanah dengan air secukupnya.
6.      Pemeliharaan Tanaman
a.       Penyiraman/pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai  saat setelah penanaman sampai berumur kurang lebih 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb yaitu dengan menggenangkan air  ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembuangan dan pembuahan kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).
b.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5-7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman  perluas lahan.
c.       Pembubunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat  tanaman berumur kurang lebih 9 hst, dengan cara menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman tujuan pembubunan yaitu agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakaran kuat.
d.      Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang diberikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetative maupun generative. Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/Ha, NPK mutiara 25 kg/Ha ., dan pupuk cantik 25 kg/Ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air). Pemupukan susulan dilakukan pada  umur 12 hst, 25 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun supracal dengan dosis 20 kg/Ha nitro Phonska 25 kg/ha, dan kol 25 kg/Ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
e.       Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur kurang lebih hst, dengan cara menancapkan turus disebelah kanan dan kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penompang buah yang letaknya bergelantungan.
f.       Pengikatan sulur tanaman
Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman mentimun teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya
g.      Pengendalian gulma (penyiangan)
Setelah tanaman berumur  kurang lebih 18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan tujuan adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan unsur hara serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun.
h.      Pengendalian hama dan penyakit hama
a.       Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver)
-          Cirri-ciri                  : berupa kembang daun kecil yang panjang 1 cm,
                                bersayap warna kuning Polos dan mengkilat.
-             Gejala                      : merusak dan memakan daging daun, sehingga
              daun bolong-bolong dan pada serangga berat daun
             akan tinggal tulang daunnya saja.
-          Pengendalian         : dengan melakukan pergiliran tanaman.
  Waktu tanam Yang serempak (bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti confidor 50 WP dosis 2 bungkus /Ha (1 bungkus “ 100 Gr) dalam satu kali penyemprotan.
b.      Ulat grayak ( Podoptera litura)
- Ciri-ciri                      :  ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan  garis -hitam melintang Dibagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tibuh dibagian samping disertai bintik hitam.
-             Gejala                  : serangga ringan mengakibatkan daun-daun
berlubang bekas gigitan ulat, sedangkan serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul
-  Pengendalian             : sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semrot dengan menggunakan atabrot SO EC dosis 1 botol /Ha (1 botol : 200 Ml) dalam satu kali penyemprotan.

c. TIkus (Rattus-rattus Sp)
- Ciri-ciri                         : panjang dari hidung sampai ujung ekor antar 270 mm-370 mm. memakan segala jenis tanaman baik yang lahan pertanaman maupun yang digudang, aktif pada malam hari, warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
- Gejala                         : terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang    diserang
- Pencegahan                : dengan memasang plastic hama desekeliling lahan    pertanaman.
- pengendalian             : dengan cara sanitasi lahan, dan di semprot  dengan koping plus dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.

3.1.8.         Penyakit Tanaman Mentimun
a.       Penyakit tepung (Powdery Mildew)
-          Penyebab             : cendawan erysiphe chichorace arum DC
  -    Gejala                   : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung kemudian berubah menjadi warna kuning     akhirnya kering dan mati
-          Pengendalian       : secara kultus teknis menanam benih yang terserang cukup
  parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan waiggran dengan dosis 3 bungkus/Ha dalam satu kali penyemprotan
b.      Penyakit bercak daun bersudut
-          Penyebab             : bakteri pseudomonas lachrymans carsner
-          Gejala                  : daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan
bersudut-sudut karena dibatasi tulang-tulang daun dan   pada buah akan menimbulkan busuk buah.
-          Pengendalian       : dengan melakukan pergiliran tanaman serta di semprot
dengan menggunakan bactocyn ISO al dengan dosis 1    botol/Ha dalam satu kali penyemprotan.
c.. Penyakit busuk buah
-          Penyebab               : cendawan Thizopus Sp.
-          Gejala                    : terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit
buah, kemudian membesar dan mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
-          Pengendalian         : pengendalian secara kultus teknis dengan
menghindari luka mekanis pada buah sewaktu  dikebun maupun saat panen. Selepas panen, penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun memar, luka-luka atau rusak dan simpan dalam wadah yang bersih.


 
3.1.9.      Penanaman panen dalam pasca panen
1.      Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebanyak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dari tangkainya secara manual menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap dipanen adalah buah berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.
2.      Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan ditempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar. Kegiatan paska panen buah mentimun meliputi :
a.       Buah hasil panen dikumpulkan
b.      Penimbangan
c.       Buah siap jual pada pembeli (pengumpulan dan pengecer)











BAB IV
PENUTUP
2.1.Kesimpulan
Dengan ini penulis dapat meyimpulkan bahwa :
1.      Secara teknis, mentimun merupakan tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan perlakuan secara khusus hanya memerlukan keuletan dan ketelitian.
2.      Secara ekonomi, dilihat dari analisa usaha budidaya tanaman mentimun cukup menguntungkan apabila dijadikan usaha.
3.      Secara sosial, mampu meyerap tenaga kerja dan juga mampu meningkatkan nilai gizi bagi masyarakat.
2.2.Saran
1.      Walaupun secara teknik usaha budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah dilaksanakan, namun disarankan agar dalam pengendalian hama dan penyakit tidak terlalu mengandalkan pengendalian secara kimiawi.
2.      Walaupun secara ekonomi para petani mentimun ini memperoleh keuntungan, namun biaya pengeluaran perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar untuk rugi suatu usaha.






DAFTAR PUSTAKA
www.Google.comBudidaya Tanaman Mentimun”
Indah Lestari , cucu 2010”Budidaya Tanaman Mentimun” karawang
Hakim.2011” Budidaya Tanaman Mentimun” Karawang








 



No comments: