Pages

Sunday, April 3, 2016

BUDI DAYA JAMUR TIRAM




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dengan menyusun karya tulis ini dapat melihat para siswa-siswi agar kreatif dalam menambah wawasan untuk menuju masa depan dan sebagai syarat mutlak untuk mengikuti UN dan US di SMA Negeri 1 Pagar Dewa.
Untuk menyusun karya tulis ini, penulis melakukan kunjungan Observasi ke UD. Lintang Musroom Mandiri Raman Utara, Lampung Timur, Karena penulis tertarik untuk mengetahui manfaat pembudidayaan Jamur Tiram untuk masyarakat sekitar. Dengan berdirinya UD. Lintang Musroom Mandiri di harapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat sekitar dengan manjadikan sekitar sebagai karyawan.

1.2.Dasar Penulis
Adapun dasar-dasar penulis karya tulis ini adalah :
1.      Program SMA Negeri 1 Pagar Dewa
2.      Salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
3.      Salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah (US)


1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi khususnya bagi penulis sendiri
2.      Memenuhi syarat untuk mengikuti UN dan US
3.      Mengetahui manfaat jamur tiram bagi manusia

1.4.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1.      Observasi
Dalam metode ini penulis langsung mengadakan pengamatan langsung ke daerah Jaya Makmur Banjar Baru agar penulis dapat data yang lebih lengkap dan akurat.
2.      Wawancara
Dalam metode ini penulis secara langsung melakukan Tanya jawab kepada Bapak Mujiono Selaku Pemilik Budidaya Jamur Tiram dengan harapan mendapat data yang lebih lengkap.
3.      Study Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku sebagai pelengkap dan penguat data mengenai jamur tiram







BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jamur tiram
Jamur tiram adalah      adalah jamur  pangan dari kelompok basidiomycota dan termasuk kelas homo basidimycoetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cengkung.

2.2. Budidaya menurut kamus besar bahasa Indonesia
 Budidaya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Jamur sangat bermanfaat bagi kita, karena jamur memiliki daya pikat yang sangat tinggi sehingga banyak peminat untuk mengkonsumsinya. Jamur juga bersifat netral, bisa dimakan oleh siapa saja termasuk penderita rentah penyakit jantung, ibu hamil dan menyusui.

2.3. kumbung jamur
kumbung jamur adalah rumah jamur, jadi kumbung jamur harus selalu bersih dan terjaga dari materi-materi lain yang dapat merusah bibit jamur.




BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Sejarah Singkat
sejarah pembudi dayaan jamur konsumsi perancis boleh dikatakan sebagai pioner atau pelopornya sekitar tahun 1650-an seorang petani prancis berhasil menanam jamur  champignan di pekarangan rumahnya dengan hasil yang cukup memuaskan, dari prancis budidaya jamur menyebar keberbagai negara di Eropa seperti Inggris ,Jerman, Hongaria, Den mark, dan bahkan ke Amerika Serikat sampai di 1920-Prancis mencatatkan diri sebagai produsen jamur champignan terbesar di dunia.
Di Indonesia budidaya jamur konsumsi, terutama champignan baru di mulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang agrobisnis. Setelah jamur champignan, kemudian berturut-turut di budidayakan jamur merang, jamur tiram, jamur kuping khusus jamur tiram banyak di petani yang membudidayakan secara tradisional sekedar hanya memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Nama jamur tiram (pleurotus sp) di berikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram.
Permukaan tudung jamur tiram licin agar berminyak jika lembab dan tepinya bergelombang diameter mencapai 3-15 cm batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada di tengah tudung ,tetapi agak ke pinggir. Di Indonesia, jenis yang paling banyak di budidayakan adalah jarum tiram putih, sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambungan, bentuk hifa dan miselium.

3.2   Manfaat Jamur Tiram Bagi Manusia
Jamur tiram sangat bermanfaat bagi manusia antaranya Adalaha:
1.      Sebagai pencegah penyakit darah tinggi, karena jamur tiram rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan jamur tiram juga baik di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, serta aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan jantung.
2.      Dapat meningkatkan perekonian keluarga;karena banyak peminat yang mengonsumsi jamur tiram, sehingga jamur tiram sangat  mudah di perjual belikan dengan harga yang vareatif.
3.3 . Taksonomia Jamur Tiram
Suaper Kingdom      : Eukaryota
Kingdom                  : Myceteae (fungsi )
Devisio                     : Amastigomycota
Sub devisio               : Basidiomycetes
Kelas                        : Bisi diomycetes
Ordo                         : Agari cales
Familia                     : Agari caeae
Genus                       : Pleu rotus
Species                     : Pleurotus Sp
3.4. Lingkungan Hidup Jamur Tiram
Jamur tiram dapat tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian sekitar 600 m dari permukaan laut di lokasi yang memiliki kadar air sekitar 600% dan drajat keasaman 6-7. Jika tempat  tumbuhnya terlalu kering atau kadar air kurang dari 60%, miselium jamur ini tidak bisa menyerap sari makanan dengan baik sehingga tumbuh kurus dan tidak bisa tumbuh maksimal. Sebaiknya, jika kadar air di lokasi tumbuh terlalu tinggi maka jamur akan terserang penyakit busuk akar.
Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah di tebang di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari matahari.

3.5  Tahapan Budidaya Jamur Tiram
3.5.1 Pembuatan Kumbung (Rumah Jamur)
Rumah jamur yang akan di buat haruslah memenuhi syarat tumbuh jamur konsumsi dan di buat sebisa mungkin menyerupai habitat asli jamur konsumsi.
Rangka kumbung bisa di buat dari bahan besi, kayu, atau bahan untuk menghematan bisa memanfaatkan batang bambu yang harganya lebih murah.
Dinding dan atapnya bisa di buat dari bahan plastik atau bahan-bahan yang lain yang mudah di dapat disekitar rumah, seperti anyaman daun nipah, daun tebu atau jerami, asalkan dapat menahan air hujan dan panas matahari.
Syarat kumbung yang harus :
1.      Kebersihan kumbung
Dalam budidaya jamur kebersihan adalah yang utama. Usahakan pembuatan kumbung jauh dari lingkungan kotor. Untuk memudahkan pembersihan kumbung sebaiknya lantai kumbung di buat dengan bahan semen, bukan beralaskan tanah. Selain dapat menjaga kebersihan lantai, bahan semen mampu meningkatkan kelembapan karena air yang di serap tidak mudah terserap dan hilang.
2.      Sirkulasi Udara Yang Baik
Miselium memerlukan udara yang cukup untuk bernafas dan selanjutnya untuk tumbuh menjadi bekal jamur.Tanpa sirkulasi udara yang baik, jamur akan tumbuh kerdil dan mudah terserang hawa penyakit. Agar sirkulasi udara baik maka rumah jamur di perlukan jendela yang bisa di buka dan di tutup sewaktu-waktu. Dan sebaiknya jendela di tutup dengan kain kasa, untuk mencegah serangga masuk ke dalam kumbung saat daun  jendela di buka.
3.      Suhu Dan Kelembapan
Suhu yang di butuhkan agar jamur tiram tumbuh dengan baik adalah 22-300C.
Dalam usaha budidaya jamur konsumsi, pengendalian suhu dan kelembapan udara sangat penting untuk meningkatkan hasih produksi.
4.      Pencahayaan
Ruang pada rumah jamur harus redup, tidak tembus cahaya matahari secara langsung, dan kadar pencahayaan yang sesuai adalah 30%. Kadar cahaya terlalu tinggi dan cahaya matahari langsung menyebabkan jamur mudah kering dan tidak segar/terlihat kering.
5.      Tertutup
Rumah jamur harus tertutup rapat agar tidak mudah di masuki serangga pengganggu.Untuk itu, kita bisa menggunakan plastik mulsa atau kain kasa sebagai pelapis di dalam rumah jamur.
6.      Terdapat Rak Kayu
Rak kayu didalam kumbung sangat di perlukan, untuk menempatkan mediatanam jamur.

3.5.2.      Penyiapan Media Tanam
Dalam penyiapan media tanam dan bahan yang di perlukan adalah sebagai berikut :
v  Alat           :
1.   Sekop bambu
   Digunakan untuk memasukkan media ke dalam plastik.      
1.      Preesing
Di gunakan untuk memadatkan atau mengepres media yang ada di dalam plastik.
2.        Plastik Di gunakan untuk tempat media ( Bag Log )
3.      Ring/Cincin
Di gunakan untuk menahan ujung plastik.
4.      Kapas
Digunakan untuk menutup ring yang sudah di tali.
5.      Karet
Digunakan untuk mengikat ring dan plastik.
v  Bahan :
1.      Bekatul
Berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan miselium dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur.
1.      Kapur
Berfungsi mengontrol pH media tanam agar sesuai dengan syarat tumbuh jamur. Kapur yang di gunakan sebgai bahan campur media adalah kapur pertanian, yaitu kalsium karbohidrat (CaCO3)
2.      Limbah serbuk Gergaji
Merupakan bahan pokok dari media tanaman jamur tiram.

3.5.3. Penanaman Bibit
3.5.3.1. Pembuatan Bag Log
Tempat penanaman bibit jamur tiram disebut BagLog, yaitu media tanam yang dimaksud kedalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu glondongan.
Berikut ini langkah-langkah pembuatan bag log :
Percampuran
1.      Percampuran
Percampuran bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan atau dengan alat, tergantung pada banyaknya media tanam. Percampuran ini harus dilakukan secara merata sehingga percampuran menjadi homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan serbuk kapur, sehingga bisa menghambat pertumbuhan bibit jamur yang ditanam. Sebelum dicampur sebaiknya sebuk kayu diayak terlebih dahulu agar didapat ukuran yang sama dan seragam.
2.      Pengomposan
Pengomposan media tanam yang telah dicampur bertujuan menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat didalamnya agar menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap dan dicerna oleh jamur. Pengomposan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menumpuk bagian media tanam setinggi 50 Cm, lalu ditutup dengan lembaran plastik selama dua hari sampai suhunya mencapai 50 0C dengan kadar air 50-65% dan pH 6-7.
3.      Pembungkusan
Setelah dikomposkan serta kelembaban dan nilai pHnya sesuai, media tanam dimasukkan kedalam kantong plastik ukuran 20x30 cm berkapasitas 1000 Gram, lalu dipadatkan menggunakan atau mesin pressing kemudian bagian ujung plastiknya terbuka, tepat diatas media tanam dipasang cincin dari plastik atau potongan pipa paralon, lalu disumpal dengan kapas. Media tanam kayu didalam bungkus plastik ini disebut dengan bag log .
4.      Sterilisasi bag log
Sterilisasi harus dilakukan karena media tanam yang sudah berbentuk bag log biasanya masih banyak mengandung mikroba, khususnya jamur-jamur liar. Jika tidak disterilkan, jamur-jamur ini akan hidup subur dan menghambat pertumbuhan jamur utama. Alat sterilisasi bisa terbuat dari drum, semen, atau beton jika petani jamur hanya bisa menggunakan drum, sterilisasi dengan drum tingkat keberhasilannya hanya sedikit. Penyebabnya, karena tidak tercapainya besar uap panas dan tekanan yang dihasilkan sehingga masih banyak mikroba lain tetap hidup dalam bag log. Sedangkan jika alat tersebut dari semen atau beratap beton, tingkat keberhasilannya mencapai 95 %. Hanya perlu modal yang banyak. Bentuknya terdiri dari dua bagian, yaitu bejana penghasil uap air (boiler) dan ruang sterilisasi. Bentuk broiler bisa dibuat bulat, lonjong, atau persegi sesuai pada kebutuhan. Bahan pembuatanya haruslah kuat untuk mencegah terjadinya ledakan karena selama proses pemanasan uap air yang dihasilkan akan bertemperatur lebih dari 85 0C dengan tekanan diatas dua atmosfer. Broiler juga dilengkapi termometer dan pengukur tekanan uap. Selain itu, juga dibuatkan saluran pembuangan uap agar ketika tekanan didalam broiler berlebihan, uap air bisa dibuang sampai mencapai tekanan yang diharapkan sementara itu, ruang sterilisasi bisa dibuat dengan menggunakan plastik biru atau beralas semen. Ditempat sterilisasi harus tetap bersih dan higienis. Setiap orang yang masuk harus dipastikan benar-benar steril didalam ruang sterilisasi diletakkan rak-rak untuk tempat menyusun bag log yang akan disterilkan. Sterilisasi bag log sebaiknya dilakukan 2 kali agar miselium dan spora mikroba mati semua. Caranya bag log disterilisasikan pada suhu 850C selama 4 jam sehingga miselium mikroba mati, lalu dibiarkan selama 24 jam untuk memberi kesempatan spora berkecambah. Selain itu, bag log disterilisasikan selama 4 jam sehingga baik miselium maupun spora berkecambah akan mati. Dengan cara ini keberhasilan sterilisasi mencapai 95 %.
5.      Pendinginan
Sebelum di inokulasikan dengan bibit jamur, bag log didinginkan terlebih dahulu selama 12 jam sampai suhunya mencapai 35-400C, jika suhu masih lebih dari 40 0C bibit jamur yang dinokulasikan tidak akan tumbuh. Gunakan kipas angin atau blower agar proses pendinginan semakin cepat.

3.5.3.2     Penanaman
1.      Inokulasi
    Sebaiknya inokulai dilakukan diruangan yang telah di sterilisasi, dan dilakukan oleh dua orang, satu bertugas menanam bibit ke bag log dan yang lain bertugas bag log secepatnya. Dengan demikian waktu inokulasi semakin cepat dan kemungkinan bibit tercemar mikroba dan semakin kecil. Cara melakukan inokulasi bibit jamur ke bag log adalah sebagai berikut :
a)      buka penutup saluran bag log
b)      buka atau bungkus biakan, lalu tuangkan di tengah-tengah lubang tananam.
c)      Tutup kembali bag log menggunakan penutupnya.
2.      Inkubasi
        Inkubasi atau proses penumbuhan miselium jamur dilakukan dengan Cara meyimpan bag log di ruang inkobasi 40-60 hari sampai seluruh bag log dipenuhi miselium. Tanda keberhasilan inkobasi bisa dilihat setelah sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium jamur berwarna putih yang merambat ke bawah.
3.      Seleksi
        Sebelum bag log dimasukkan didalam kumbung, dilakukan seleksi agar tingkat pertumbuhan jamur didalam kumbung optimal, bibit yang baik adalah yang miseliumnya tumbuh merata ke seluruh bagian bag log jangan menggunakan miselium yang terlalu  padat, terlalu tipis, atau jarang.
4.      Memasukkan bag log kedalam kumbung.
        Bag log yang sudah diseleksi segera dimasukkan kedalam kumbung yang telah disiapkan.
Bag log tersebut ditata rebah diatas rak dengan posisi satu baris tutupnya menggunakan kejalan, dan baris berikutnya tutup menghadap kesebaliknya, demikian seterusnya.
5.      Penyayatan bungkus bag log.
        Untuk tempat keluarnya jamur yang telah tumbuh perlu dibuatkan lubang pada bungkus bag log.
Penyayatan dilakuka dua kali.
penyayatan pertama dilakukan saat bag log baru dimasukan kedalam kumbung. Satu atau dua minggu kemudian akan tumbuh calon jamur melalui seratan ini. Penyayatan kedua dilakukan setelah jamur yang tumbuh disayatan yang pertama di panen. Lokasi penyayatan berserangan dengan lokasi penyayatan pertama agar terjadi pemerataan sumber nutrisi di semua bagian bag log dan untuk menjaga kontinuitas panen.

3.5.3.3. Pemeliharaan Jamur Tiram
1.   pengaturan suhu dan kelembapan
           Jamur tiram memerlukan suhu 16-220C dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan tubuh buahnya. Oleh karena itu, kondisi kumbung harus memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Salah satu cara menjaga suhu dan kelembapan kumbung adalah dengan melakukan pengabutan air spayer yang dilengkapi nozzle. Prekuensi pengabutan kumbung tergantung pada cuaca.
2.            Pengaturan Sirkulasi Udara
           Saat masih berbentuk miselium, jamur memang tidak memerlukan oksigen dengan jumlah besar. Namun pasokan oksigen yang sangat besar sangat diperlukan saat jamur membentuk tubuh buah. Pasokan oksigen yang kurang saat jamur membentuk tubuh buah akan mengakibatkan jamur tumbuh kerdil.
Sebaliknya adapun kandungan karbon dioksida walaupun dalam konsentrasi kecil akan menyebabkan terjadinya perpanjangan tubuh buah (etiolasi) oleh karena itu, pengaturan sirkulasi udara harus rutin dilakkukan contohnya dengan membuka jendela kumbung selama 1-2 jam, setiap harinya agar proses masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida lancar.
3.5.3.4. Panen
Pamen jamur dilakukan secara manual menggunakan tangan atau menggunakan pisau tajam. Jamur yang dipanen harus dipotong beserta akarnya karna akar yang ditinggalkan didalam media akan membusuk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur disekitar lokasi tersebut. Oleh karna itu, jika ada ada akar yang ditinggal di dalam media harus dicabut segera paksa menggunakan penjepit.
Saat terbaik untuk menanam jamur adalah pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari pukul 17.00 jika panen siang hari, berat jamur akan menyusut karena ke panasan.
Jamur tiram di panen 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah (Pin head) saat itu beratnya telah mencapai 50-75 gram. Masa panen mencapai empat bulan dengan interval pemanenan lima hari sekali.

3.5.3.5. Pascapanen
Langkah pertama yang dilakukan setelah panen adalah  membersihkan jamur dari bagian kotoran yang menempel.
Caranya, permukaan tubuh buah dibasahi dengan air bersih, kemudian di gosok dengan tangan secara perlahan-lahan sampai seluruh kotoran yang menempel hilang. Mengingat tubuh buah jamur gampang sobek pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Selain itu, barulah jamur siap dipasarkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki untuk skala petani (bukan perusahaan besar) produk dipasarkan biasanya hanya berupa jamur segar dan jamur kering.




BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
            Tanaman jamur tidak hanya bisa digunakan sebagai pemenuhan makanan sehari-hari. Jamur juga bisa digunakan sebagai obat. Tidak hanya obat di Indonesia saja yang banyak mengkonsumsi jamur, banyak juga di negara-negara lain.
              Jamur juga merupakan tanaman yang sangat steril. Karena tanpa adanya sterilisasi maka jamur tidak bisa tumbuh optimal. Tanaman jamur juga membutuhkan suhu dan kelembapan yang optimal karena jika suhu tidak optimal maka jamur akan terkena penyakit.
4.2. Saran-Saran
            Jika ingin membuat usaha sebagai pemenuhan prekonomian keluarga sebaiknya kita buat saja pembudidayaan jamur, karena selain enak juga jamur juga banya peminatnya. Usahakan kebersihan kubung dan syarat-syarat lain diutamakan, untuk memperoleh hasil yang optimal. Carilah informasi sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan pembudidayaan jamur tiram.





DAFTAR PUSTAKA

Ø  ANGKASA, SYAH, “ Ramai-ramai Tanaman Jamur”, Trubus 359,1999
Ø  Siswono “ Jamur untuk anti Kolesterol”, Kompas, 30 agustus 2003
Ø  H. Parjjimo dan Drs. Agus Andoko. Budidaya jamur, Agro Media. 2001
Ø  Marlina, Djariah, Nunung. Budidaya Jamur TIram. Yogyakarta, Kanisius. 2001







No comments: