BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sebagai umat muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, tentunya tahu siapakah Nabi akhir jaman, Nabi
penutup dari para nabi, dialah baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai nabi penutup, tentunya harus kita pahami bahwa Rasulullah SAW hadir di
muka bumi dengan membawa risalah yang menghapuskan atau menyempurnakan
risalah-risalah sebelumnya.
Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman,
mesti dipahami juga bahwa beliau hadir adalah untuk semua manusia dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam sampai akhir zaman. Beda dengan nabi-nabi sebelumnya
yang hanya terbatas untuk umatnya saja dan untuk pada zamannya saja. Pada zaman
Nabi Muhammad saw ini banyak pigur-pigur yang berpengaruh dalam penyebaran
agama islam dengan karakteristik yang berbeda-beda. Baik itu yang mengikuti
Nabi Muhammad maupun justru yang bertolak belakang dengan Nabi Muhammad.
Maka dari hal inilah, penulis mencoba
memaparkan mengenai pigur-pigur para tokoh pada zaman Rosulullah saw, baik itu
yang sholeh mupun yang salah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. bagaimana
kisah sahabat Rosululloh Khalid bin
walid ?
2. Apa
bukti dari sifat kesholehan dan kesalahan mereka?
C. TUJUAN
1. Mengetahui
pigur Khalid bin walid pada
zaman rasullulloh
BAB II
PEMBAHASAN
1. Khalid
bin walid
a. Biografi
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun
sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang
dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di
antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah
isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni
saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini
main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui
suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik. Awalnya Khalid
bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang
terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud,
Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah
setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan
menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah Khalid
mulai masuk Islam.
Ayah Khalid yang bernama Walid bin
Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa
di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan
perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain
penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi
semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah
tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu.
Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju
kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "O, Tuhan jangan
marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".Nabi
mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul
karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia
dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan
orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa
Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur
dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan
ayat-ayat suci itu.Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika
terjadi peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang
tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi
prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang
bisa lebih dibanggakan seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut
terhadap orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah
yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.Kita tidak
banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal
kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun
buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya
ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.Dia lebih leluasa dan
tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian
orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti
kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.Saat itu pekerjaan
dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang
berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya
adalah orang-orang yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan
keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan
paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang
dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia
menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah
mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga
mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya
yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi
seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap
orang.Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap
orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam
seni kemiliteran.Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi
ahli militer yang luar biasa jenialnya.
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah
kelihatan menonjol di antara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat
istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku
Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka
sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan
baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy.
Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka
mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus
dihancurkan sebelum tumbuh berurat-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang
berani dan bersemangat berdiri di garis paling depan dalam penggempuran
terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak
alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad
menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam
pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan
kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia
harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.
b. Sejarah
pada peristiwa perang uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang
Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati.
Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy
telah meluncur masuk lumpur kehinaan. Arang telah tercoreng dimuka orang-orang
Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur
kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas
pengalaman pahit yang terjadi di Badar.Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid
pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas
dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud
dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud
ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik,
masih terdapat suatu kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting,
dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga
tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi
memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana
jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.Khalid bin Walid memimpin
sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan
Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah
mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil
menghadapi keberanian orang-orang Islam.Sungguh pun begitu pasukan-pasukan
Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai
mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang
mereka injak.Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai.
Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam
orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap
membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna
melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy
cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati.
Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat
orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar
pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu
kelapangan.Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan
segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak
masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah
genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk
menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya
Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat
pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang
Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak
Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang
lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka
menjadi gawat.
Khalid bin Walid telah merobah
kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang
Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai
ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu
kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.Hanya
pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia
pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya
untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap
kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
c. Mulai
masuk Islam
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam
Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang
dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan
perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid
diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala
upaya jihadnya.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut
pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636,
pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina
dalam Pertempuran Yarmuk,
menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab,
Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi
duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan
oleh kaum Muslimin pada masa itu.
Karir
Semasa
kariernya, ia merupakan salah satu panglima perang penting yang tidak
terkalahkan dan terkenal sebagai panglima tertinggi pada masa Nabi Muhammad dan
penerus-penerusnya. Dibawah kepemimpinan militernya lah Arabia untuk
pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu,
Kekhalifahan.
Dia
tak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran termasuk melawan Kekaisaran
Byzantium, Kekaisaran Sassanid, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga
suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah. Pencapaian strategis dia ialah
penaklukan Arab, Persia Mesopotamia dan Suriah
Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636.
Kemenangan-kemenangan yang terkenal darinya ialah kemenangan telak
pada beberapa pertempuran yaitu :
1.
Pertempuran Yamama
2.
Pertempuran Ullais
3.
Pertempuran Firaz
4.
Pertempuran Walaja
5.
Pertempuran Yarmuk.
Awalnya
khalid ialah orang yang memiliki peran penting dalam kemenangan orang Mekkah
melawan orang Muslim dalam Pertempuran Uhud. Setelah terjadinya Perjanjian
Hudaibiyyah, ia kemudian menjadi mualaf dan bergabung dalam beberapa ekspedisi
Nabi Muhammad SAW. ia banyak mengikuti berbagai peperangan seperti Pertempuran
Mu'tah. Pernah memimpin pasukan Madina masa Khalifa Abu Bakar
dalam Perang Ridda, menaklukan Arabia tengah dan menaklukan suku-suku
Arab. Dia menaklukkan Negara Satelit Arab Sasanid
yaitu Al-Hirah, serta mengalahkan Pasukan Sasanid Persia dalam penaklukan
Irak (Mesopotamia) dan menaklukkan Siria Romawi dan Negara
Boneka Bizantium Arab yaitu Ghassanid.
Keluarga
Khalid merupakan orang yang terpandang seperti Ayah Khalid dan beberapa orang
pamannya. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan
kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Khalid ingin agar menjadi
orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Dari situlah
ia kemudian masuk kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Ia mempelajari
keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Tidak hanya itu ia
juga mempelajari hal memimpin angkatan perang.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada
zaman Rosulullah saw terdapat banyak pigur tokoh yang sangat berpengaruh dalam
Islam, namun secara umum para pigur ini ada yang shaleh dan ada pula yang
salah.
Adapun
pigur tokoh yang sholeh diantaranya Khalid bin Walid yang terbukti dengan perannya
dalam perang yang membela umat Islam dan telah dipercaya oleh Abu Bakar sebagai
sahabat Rosululloh yang diamanahkan dalam penyebaran atau perluasan wilayah dan
Utsman bin Affan yang terbuktu dengan terpilihnya beliau sebagai
khulafaurrasyidin.
B. SARAN
Semoga
dengan disusunnya makalah ini dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya
dan dapat memberikan banyak manfaat terkait dengan isi makalah ini untuk semua
pihak yang ingin mengenal juah terhadap Islam.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/4021/4/Bab%201.pdf